NewsRegionalTelusur

Surat Pengantar Untuk Drs. Himawan DS

Saddam Hussein - HOS Tjokroaminoto-nya SMUNSA Tenggarong

Arusmahakam.co, Kutai Kartanegara – Kalau anda teringat dengan kumis tebalnya yang hitam lagi tertata rapi, tentu Drs. Himawan DS setara dengan Saddam Hussein pemimpin Irak tempo dulu. Mereka seirama dalam tipikal kepemimpinan, sama-sama keras. Namun keras bagi Saddam atas dasar cinta pada tanah airnya, dan keras bagi Himawan atas dasar cinta dan tanggung jawab pada anak-anak didiknya.

Wajahnya selalu menjadi pengingat bagi seluruh anak-anak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tenggarong, pengingat bahwa diatas langit masih ada langit. Bagaimana tidak! Seluruh kenakalan maupun kebengalan anak-anak pada masa puber tingkat paling tinggi, jelas akan berhadapan langsung dengan Shifu yang satu ini. Beliau benar-benar layaknya guru yang membimbing para pendekar-pendekar muda, untuk tidak mudah kemudian larut pada keasyikan semu lembah hitam masa muda.

Diterangkan oleh Dedy Van Besar, Drs. Himawan DS adalah seorang guru yang tegas dan disiplin. Tentu juga menakutkan, bagi anak-anak bengal pada angkatannya di SMUNSA lulusan tahun 2000 lalu. Sangking aktifnya memberantas kebengalan, maka semua yang melanggar aturan akan berjumpa dengannya untuk ditertibkan dalam upaya penegakkan disiplin di sekolah.

“Namun ternyata pada beberapa kesempatan diluar jam sekolah, beliau adalah orang yang sangat ramah dan tak sungkan bercanda. Beliau mengajarkan perihal kehidupan melalui pengalaman hidupnya. Bahkan hebatnya lagi, setelah lama lulus sekolah. Ia masih saja ingat dengan semua anak-anak muridnya dulu. Dan bercerita rindu pada masa-masa tersebut padaku,” ungkap Dedy mengenang Almarhum.

Adapun Fauzan El Kowim, teringat benar pada masanya sekolah di SMUNSA dulu. Ia bersama empat orang kawannya tertangkap bolos jam pelajaran (ketika mata pelajaran tertentu tidak hadir, setelahnya baru hadir kembali, red). Duduk manis tertawa bersama pada sebuah mushola yang berada persis dibelakang sekolah, mereka kedapatan oleh Pak Himawan yang dengan tangkasnya menangkap lima sekawan bengal tersebut.

Baca juga:  PEMUDA HARUS BISA MENJADI PIONIR DAN PELOPOR DI BIDANG WIRAUSAHA

“Disuruh balik ke sekolah dan berbaris seperti kawanan penjahat. Dapat hadiah tamparan kami berlima, hanya bisa menahan sakit dan malu. Namun disitu saya ingat benar perkataan Almarhum. Bahwa ia merasa percuma sebenarnya menampar wajah kami, yang ada malah tangan beliau yang sakit dan kami-kami akan membencinya. Namun kini ketika telah dewasa dan berumah tangga, saya memegang erat arti penting nasehat beliau,” terang lelaki yang akrab disapa Ozan ini.

Bagi Ozan, pesan almarhum akan selalu tertanam dalam kenangannya. Senakal-nakalnya seseorang, tetap ia harus mempertanggungjawabkan perbuatan atau kenakalannya. Dengan kata lain, tanggungjawab akan memperlihatkan sisi baik seseorang. Ada potensi yang baik dari diri tiap orang, dan kita tidak boleh membenci. “Kenangan itu tidak terlupakan bagi saya hingga saat ini,” tuturnya pada arusmahakam.co

Sementara itu Ranie Soraya, salah-satu murid almarhum yang kini berprofesi menjadi guru. Mengenang pribadi Drs. Himawan DS sebagai seorang tegas dan santai saat mengajar mata pelajaran sosiologi. “Beliau ngajar mata pendidikan sosiologi, ketemu pada saat saya duduk di kelas satu SMA. Orangnya baik dan sebenarnya tidak galak-galak amat, galaknya sama anak didik yang melangar aturan. Semoga almarhum diampuni segala dosa dan kehilafannya, serta dterima segala amal baik perbuatannya disisi Allah SWT,” ucapnya sembari mendoakan.

Setidaknya jika teringat kumis beliau, tidak saja teringat akan model kumis dari Saddam Hussein. Namun teringat akan model kumis Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin yang mengajarkan banyak hal bagi para pendiri bangsa Indonesia. Begitupun Drs. Himawan DS yang turut serta membentuk anak-anak didiknya untuk jadi orang yang bertanggungjawab pada jalan hidup yang dipilih. Dengan segala kenangan baik yang tertancap dalam sanubari, sudah selayaknya kita semua mendoakan beliau agar mendapatkan tempat terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin!!! (Jun)

Related Articles

Back to top button