Telusur

Perjalanan Ziarah ke Jembayan

Makam Habib Abdurrahman Bin Husein Bin Yahya dan Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa

Kali ini penulis hendak sedikit berbagi kisah perjalanan bersama rombongan kawan. Saat melakukan ziarah ke makam Habib Abdurrahman Bin Husein Bin Yahya pada Jum’at 8 Oktober 2021 lalu, di Desa Jembatan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berangkat dari Tenggarong tepat pukul 12.00 WITA, saya dengan kawan-kawan bertolak menuju Jembayan. Menggunakan transportasi berupa sepeda motor. Ditengah perjalanan, kami kemudian singgah ke salah-satu masjid yang bernama Al- Mizan untuk melakukan sholat Jum’at berjamaah.

Setelah selesai melaksanakan sholat kami bergegas melanjutkan perjalanan. Memakan waktu setengah jam, rombongan kami singgah ke rumah kawan bernama Deny.

Cuaca terik sekali pada saat itu, beruntung karena singgah di rumah kawan. Ibunya Deny malah telah menyiapkan suguhan berupa makanan dan minuman. Sesuatu keberkahan dari Allah SWT, terkait perjalanan ziarah ke makam Habib sekaligus ke makam Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa. Padahal belum pula kami tiba ke tujuan, masih di perjalanan. Alhamdulillah!

Melanjutkan perjalanan kembali, kami kemudian bertandang ke makam Habib Abdurrahman Bin Husen Bin Yahya. كونكر Lantas kami membaca yasin dan doa arwah secara bersama-sama.

Setelahnya pandangan saya tertuju pada seorang Nenek. Ia terlihat sedang membersihkan area makam tersebut. Lantas saya bertanya ke Deny, “Nenek itu, memang sering membersihkan area makam ini”. لعبه اونو

“Beliau memang suka membersihkan makam diarea ini hampir setiap harinya. تحميل تطبيق الماتش Rumahnya tak begitu jauh dari makam ini. Ia tinggal bersama dengan anak dan cucunya,” jawab Deny.

Makam-makam di area tersebut merupakan makam tua. Itu terlihat dari batu nisannya yang terbuat dari kayu, dan telah lapuk dimakan waktu. Bahkan ada beberapa makam yang hanya ditandai dengan pucuk pohon, dekat pinggir sungai.

Baca juga:  Menggapai Asa di Kutai Barat - Belajar Bertani Lantas Berdagang

Usai dari makam Habib, kami semua elanjutkan perjalan menuju makam Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa yang tidak terlalu jauh jaraknya.

Setelah beberapa lama berjalan menggunakan sepeda motor, kami sampai ke makam tersebut. Hal yang sama dilakukan, membaca yasin dan doa arwah di makam tersebut.

Usai melakukan ziarah, saya bersama kawan-kawan kembali menuju rumah Deny. Setelah sampai, saya meminta izin untuk menaiki gubang (perahu, red) dengan maksud menikmati arus sungai Jembayan. Sungguh hal itu jadi penghibur kami, usai ziarah lantas berbahagia bersama-sama menikmati suasana daerah setempat.

Tujuan melakukan ziarah salah-satunya, untuk mengingatkan diri. Bahwasanya kematian akan dialami oleh setiap manusia, untuk itu kita selalu diharapkan mengingat diri agar tidak jumawa dan lupa akan arti hidup.

Bagi kami secara keseluruhan, perjalanan selama berziarah sangatlah berkesan. Karena bukan sekedar perjalanan semata, melainkan perjalanan religi yang penuh makna dan hikmah. (Achmad)

Related Articles

Back to top button