Hiburan & LifestyleRagam

Dari The Tinder Swindler Kita Belajar Jangan Terlalu Bucin sama Ayang

Kamu sudah menonton film dokumenter berjudul The Tinder Swindler di Netflix? Dokumenter ini mengungkap penipuan yang dilakukan Simon Leviev di Tinder. Ia menarik para cewek yang mencari cinta di Tinder dengan mengaku sebagai konglongmerat.

Cewek yang match dan tertarik padanya akan ajak bertemu di hotel mahal. Mereka dimanja layaknya Cinderella yang digaet oleh pangeran kaya. Mulai dari party, dinner mewah, sampai diterbangkan ke beberapa negara.

Setelah cewek jatuh ke pelukannya, ia pun mulai melancarkan aksinya. Ia akan mengaku dalam bahaya lalu meminta sejumlah uang. Salah satu korbannya sampai diminta mengambil pinjaman di beberapa bank. Ternyata, uangnya digunakan untuk foya-foya dan membiayai modal PDKT Simon ke cewek-cewek lain. Bisa dibilang yang dilakukan Simon ini adalah skema ponzi dengan kedok asmara.

Bucin Bikin Bahagia

Ada pepatah, cinta itu buta. Kadang gak ada logika. Adanya cuma rasa. Namanya juga bucin alias budak cinta. Kamu akan rela melakukan apa saja demi dia. Meskipun begitu, menjadi bucin termasuk hal yang wajar.

Secara sains, jatuh cinta meningkatkan hormon dopamin pada otak. babelonbet Hal tersebut secara langsung juga mempengaruhi psikologis. جميع مواقع الرياضة Cinta adalah candu. Seperti ada kupu-kupu menari dalam perutmu. Kamu akan merasa sangat bahagia bersamanya. Walaupun sedang bertemu, tapi rindu tetap bergayut di matamu. نتائج مباريات كوبا امريكا 2023 Uhuk!

Bucin juga gak cuma terjadi antara pasangan yang saling mencintai. Kamu bisa saja bucin sama orang yang ternyata gak punya perasaan yang sama. Banyak juga orang yang bucin terhadap aktor atau idol kesukaannya. Cinta itu memang universal dan gak pandang bulu, tapi bisa membutakan logika.

Baca juga:  Konsultasi Hukum Lebih Mudah dan Gratis di Aplikasi Jago Hukum

Akibat Terlalu Bucin

Gak masalah kalau kamu bucin. Kalau biasanya kamu gak mau pakai baju couple, tapi demi ayang, kamu rela pakai baju couple gambar love. Itu termasuk wajar.

Hanya saja, jangan sampai mengarah ke tindakan ekstrim. Mentang-mentang lagi mabuk cinta tapi bikin rugi diri sendiri dan orang lain. Inilah yang terjadi pada korban-korban Simon. Mereka terlalu cinta sampai mau menyerahkan segalanya.

Saking cintanya, mereka rela menyerahkan harta dan mengambil pinjaman. Hingga saat ini, meskipun bertahun-bertahun sudah berlalu. Korban masih harus membayar tagihan. Sedangkan Simon, masih bisa hidup nyaman dengan kekayaannya.

Bucin ekstrim juga bisa terjadi pada kamu. Contohnya, kamu selalu mengikuti aturan pasangan. Apapun itu mulai dari cara berpakaian sampai memilih teman bermain. Bahkan meskipun orang yang kamu suka melakukan hal salah. Kamu tetap menganggapnya benar. Apalagi kalau sudah mulai menyakiti secara fisik dan mental. Maka, itu bukan cinta. Bisa jadi itu adalah obsesi atau perasaan lain yang menyamar jadi cinta. Hati-hati, ya. (Aily)

Related Articles

Back to top button