BAHAYA DAMPAK PSIKOLOGIS YANG TIMBUL DARI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
Korban Kekerasan Kerap Mengalami Trauma, Depresi Akut, Hingga Kehilangan Minat Untuk Bersosialisasi Atau Menutup Diri.
arusmahakam.co, Samarinda – Kekerasan terhadap perempuan dan anak kerap menimbulkan dampak yang luar biasa bagi korbannya. Baik kekerasan dalam bentuk fisik, verbal maupun seksual. Dampaknya bukan hanya dirasa secara fisik saja, sisi psikologis korban juga ikut terdampak.
Psikolog klinis Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kalimantan Timur (UPTD PPA Kaltim), Ira Mayangsari menerangkan jika para korban kekerasan kerap mengalami trauma, depresi akut, hingga kehilangan minat untuk bersosialisasi atau menutup diri.
“Orang-orang yang mengalami kekerasan itu ada kecenderungan mengalami depresi,” sebut Ira.
Ira juga menerangkan jika dampak psikologis terhadap korban dibagi menjadi dua. Dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Untuk dampak psikolog jangka pendek, kondisi korban mengalami stress akut. Kondisi ini lebih cepat sembuh dalam masa pemulihan atau dalam penanganan trauma healing.
“Kalau jengka pendek namanya stres akut. Biasanya korban merasakan adanya gejala fisik yang mengganggu, entah pusing hingga nyeri di bagian tertentu,” terangnya.
Untuk dampak psikologis jangka Panjang, korban biasanya mengalami trauma yang mendalam. Bahkan, dampak psikologis yang ditimbulkan membuat korban memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Selain itu, korban juga berpeluang mengalami Post Traumatic Disorder Syndrome (PTSD). Dimana kondisi ini membuat korban mengalami gangguan kecemasan yang membuat teringat pada kejadian traumatis.
“Bahkan bisa juga muncul keinginan untuk bunuh diri. Untuk korban kekerasam juga mungkin saja mengalami PTSD. Penegakan (proses) PTSD sendiri paling tidak 2-6 bulan. Jadi memang kompleks sekali untuk menggambarkan dinamika yang korban derita,” tukasnya. (adv/dys/DKP3A)