CEGAH BULLYING, PROGRAM PARENTING AKAN DISIAPKAN

Pola Asuh Pada Anak Harus Mengikuti Perkembangan Jaman.

arusmahakam.co, Samarinda – Upaya untuk menekan terjadinya bullying memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam upaya pencegahannya, dibutuhkan peran serta semua pihak, mulai dari pemerintah, lingkungan pendidikan, masyarakat serta yang utama peran dari orang tua.

Koordinator Tim Psikolog UPTD PPA Kota Samarinda, Ayunda Rahmadani mengatakan jika seluruh lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya pencegahan bullying. Termasuk siswa itu sendiri.

“Tapi memang kita nggak bisa bergerak sendiri, perlu adanya dukungan dari pihak lain, mulai dari guru, orang tua murid, stakeholder dan masyarakat. Semuanya harus bergerak. Bahkan jika mengacu Permendikbud 82/2015 itu, peran siswa juga ikut terlibat,” ucapnya.

Upaya pencegahan bullying, lanjut Ayunda, sebenarnya bisa dilakukan sejak anak masih berusia dini. Caranya dengan memberikan pola pendidikan yang tepat. Untuk itu, kini pihaknya sedang berupaya menyusun konsep program parenting yang ditujukan ke orang tua murid.

“Kami akan siapkan program program parenting yang ditujukan untuk orang tua juga. Jadi sosialisasinya tidak hanya untuk guru dan siswa saja, karena anak itu mengcopy perilaku-perilaku negatif dan positif itu kan dari lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah. Jadi semua pihak harus terlibat,” imbuhnya.

Menurutnya, pola asuh pada anak harus mengikuti perkembangan jaman. Sebab, dengan adanya perkembangan jaman yang pesat, pola Pendidikan juga pada anak harus bisa menyesusaikan. Terlebih di era teknologi ini.

“Pola asuh atau pendidikan di keluarga untuk anak juga tidak bisa seperti jaman dulu, otoriter, yang main perintah ke anak. Anak jaman now nggak bisa lagi pakai pola pendidikan jaman dulu karena sekarang pelarian anak dari orang tau itu sangat banyak, bisa melalui internet atau curhat ke temannya. Pola asuh sekarang ke anak itu harus didengar, diajak diskusi, dikasih apresiasi pendapatnya. Dan, dalam penanganan bullying di sekolah juga harus kolaborasi, nggak bisa hanya diselesaikan guru saja dan diselesaikan di sekolah saja tanpa adanya peran orang tua murid,” tukasnya. (adv/dys/DKP3A)