Dia Gadis Dalam Mimpi…

Oleh : Muh. Ridwan Zein

“…. ketika malam aku tak bisa tidur, karena memikirkannya. Bukan karena kecantikannya, bukan karena apa-apa. Ini hanya tentang suaranya yang membuatku selalu ingat dia. Aku merasa muda, karena bersamanya. Aku tak pernah melihat wajahnya dari dekat. heartgard amount of ivermectin in blood  Pernah sekali, dia berada di sampingku, disamping kursiku. Tapi aku tak berani untuk menatap wajahnya langsung. Ya…ada satu hal yang aku ingat darinya, yakni tahi lalat di janggutnya. Itu yang membuatnya indah untuk dipandang…..”

Sepenggal naskah dari sebuah film percintaan yang tercatat di buku harian Degung…

*****

Pagi menjelang, menghampiri Si Tukang Begadang. Dia terjaga semalaman, karena punya janjidate line untuk menulis sebuah naskah cerita.  Sambil di temani sebuah lagu Risalah Hati dari Dewa 19, Dia tak menghiraukan kewajibannya menjadi Time Keeper  audisi menyanyi di kampusnya. Sebenarnya bukannya nggak menghiraukan, tapi benar-benar lupa karena keasyikan menulis. Dia tak menyadari kalau waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB, dan Dia harus segera siap-siap ke kampus. ivermectin lyme treatment   Beberapa menit kemudian….

“jancuuuk…..!!! udah jam 06.45, harus buru-buru ke kampus nih…”  kata Degung, sambil berjalan mengambil baju ganti. Hanya cuci muka dan berkumur seperlunya, Dia langsung tancap gas ke kampus.

Beberapa menit kemudian, setibanya di kampus. Ternyata belum ada orang sama sekali.

“jaaaan…. Gue buru-buru dateng ke kampus, sampe nggak sempet mandi, ternyata belum pada dateng. Hah… gila..!!” umpat Degung.

Akhirnya Dia berjalan menuju ke masjid kampus, dia duduk bersandar tembok, menghidupkan kipas angin. Dan akhirnya tertidur. Lumayan lama Degung tertidur, Dia terlihat pulas dan kecapekan.

Dalam tidur nyamannya,Ia bermimpi sedang berdiri di pinggir jalan, dan tak sengaja melihat gadis bersepeda yang wajahnya persis seperti dalam sebuah film yang baru saja Ia tonton.

“…wajahnya bersih, satu bercakpun tak ada. Aku pantengin trus, dan menemukan ciri-ciri yang sangat aku kenal. Aku ingat sekali, ada sebuah tahi lalat di janggutnya. Dia bersepeda lewat depan rumahku, begitu anggun-gemulai mengkayuh sepedanya.Lama tak terpejam mataku memandangnya, ternyata dia sudah jauh berlalu pergi. Aku lari ke rumah mengambil sepeda, berniat membuntuti gadis itu. Dari kejauhan, Aku mengikutinya. Ternyata dia masuk gang, samping jembatan. Setelah aku ikuti, ternyata dia sudah menghilang. Aku mencarinya kesana-kemari tapi tak menemukannya…”

Degung tidur di masjid, sambil senyum-senyum sendiri. Mahasiswa yang berseliweran di masjid, melihatnya aneh…

“ Dalam perjalanan pulang sambil merunduk, Aku mengayuh sepeda dengan kencang. Sesampainya di pertigaan, tanpa sengaja Aku hampir menabrak seorang gadis bersepeda. Saat aku mendongak, ternyata dia. Gadis yang aku buntuti tadi. Dia kaget, Aku minta maaf dan bertanya sebisaku. Bagaimana keadaannya, apakah baik-baik saja atau ada yang terluka. Dia tidak marah, hanya tersenyum padaku, dan bilang tidak apa-apa. Aku menyembunyikan kegembiraan hatiku, saat dia tersenyum padaku. Lalu Aku dengan lagak malu-malu, ingin hati mengajak berkenalan, berjabat tangan. Tapi mulutku serasa terkunci, tak dapat berucap nama. Lalu Aku lepas tangannya dan berlalu pergi. Saat dia mengkayuh sepedanya dan pergi. Aku kembali membuntutinya. Kemanakah gerangan rumah gadis itu. Sampai jauh di pinggir desa, melewati gang tadi. Dia berhenti di depan rumahberbentukrumahadat jawa kuno, dekat dengan sebuah surau kecil di pinggir sawah. Dia berjalan mau memasuki rumah, tiba-tiba menoleh ke belakang dan tersenyum kepadaku. Nampaknya, dia tahu kalau sedang Aku ikuti. Dia melambaikan tangan dan…..”

“Byuuurrrrr…… bangun bangun Deguuuuuuuung….!!!!!” teman-teman Degung menyiramnya dengan air, seketika membuyarkan mimpi indah Degung dalam sekejap….

“belum sempat berkenalan, Aku sudah terbangun duluan. Sayang sekali….ternyata gadis itu hanya penghias bunga tidurku saja…” batin Degung.

*****

Audisi di kampus telah usai, Degung pengen buru-buru balik ke kontrakan.Dia berjalan nggloyor seperti orang ling-lung. Dia kepikiran dengan gadis yang ada di mimpinya itu.

“tak di nyana setelah nonton film, gadis itu hadir di mimpiku…”  cerita Degung kepada teman-teman satu kontrakannya.

“hayyoo…. Habis ngapain itu, kok ceweknya bisa lu impiin, Gung….???!!!” Ucap temannya.

Teman Degung yang lain ada yang menyahut sambil mengejek, “ huuu… Gung, ati-ati lho. Siapa tahu gadis itu arwah gentayangan yang ngejar-ngejar lu. Atau mungkin juga tu arwah cewek gentayangan,malahan suka ama lu..hahahaha..”

“Ah…. Apaan sih kalian semua, pada nggak jelas ..”tukas Degung.

Dia berjalan ke kamar dengan wajah tersenyum berseri-seri.Berbaring di kasur lantai, sebelum itu kamarnya dikunci rapat-rapat, agar teman-temannya tidak keluar masuk sembarangan. Dalam lamunannya, Dia berandai-andai kalau saja gadis itubenar-benar nyata. Dia selalu ingat, saat terakhir di mimpinya, yakni saat gadis itu melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya. posologia ivermectina 6mg vitamedic

Hari-harinya selalu terbayang wajah gadis itu. Sempat dalam sebuah jejaring sosial Facebook, Degung menulis sebuah status,

Dalam lamunanku terukir sebuah nama… yang belum aku tahu.

Namun sangat aku rindukan.

Aku bersabar untuk perjumpaan yang sangat aku tunggu-tunggu…

Aku menunggu, dengan sebuah janji dan komitmen…

Aku harap benar, sebuah mimpi yang membuat hidupku seperti mimpi…

mimpi yang membuatku gelisah, dan sakit…

dan saat waktunya tiba, aku kan terobati…

terobati lewat perjumpaanku dengan gadis dalam mimpi ……”

Tak henti-hentinya dalam beberapa hari terakhir, status Facebook Degung selalu berisi kegalauan hatinya. Tak ubahnya dengan seorang Darwis yang sedang di mabuk cinta kepada Sang Pencipta.

Teman-temannya merasa kasihan dengan Degung, sebab ia semakin lupa dengan kewajiban-kewajibannya, terhadap kuliah, tugas-tugas dan dirinya sendiri. Degung semakin terbuai dengan gadis dalam mimpinya itu. Menyanyi dan tersenyum sendiri di kamar. Takut Degung semakin tidak waras, teman-teman Degung setiap kali mengajaknya ngobrol dan bercanda. Kadang mengajaknya jalan ke tempat wisata, supaya Degung sadar dari halusinasinya itu. Tak jarang juga dia di kenalkan dengan teman cewek dari temennya, kalau kalau Degung tertarik dan melupakan gadis itu. Tapi semua upaya terasa sia-sia.

“tak perlulah kalian berusaha mengalihkanku dengan wanita lain, karena aku yakin dengan mimpiku. Bahwa suatu saat aku pasti akan bertemu dengan gadis itu….” Respon Degung, dengan matanya memandang jauh ke depan.

*****

2 tahun setelah wisuda…

Degung … tetap mempercayai mimpi itu, walaupun setelah dia kerja. Dia di terima kerja sebulan setelah dia di wisuda.

Sebenarnya Degung ketika itu, masih semester 4 ketika bermimpi tentang gadis itu. Dia bertekad untuk mempertahankan keyakinannya itu, hingga dia bertemu dengan gadis yang benar-benar dapat membuatnya mengubah prinsip dan komitmennya tersebut. lebih-lebih yang dapat membuatnya melupakan gadis dalam mimpinya itu.

Penulis merupakan warga Nahdliyin yang beraktivitas di NU Care-LAZISNU Pusat