PENDERITA FAKTOR RISIKO BERPELUANG IDAP STRES AKUT

arusmahakam.co, Samarinda – Stres akut menjadi dampak yang bisa dialami korban dari Tindakan kekerasan yang dialami. Namun, peluang terjadinya stres akut akan lebih besar kepada seseorang yang memiliki faktor risiko.

Tenaga Ahli Psikolog Klinis UPTD PPA Kaltim, Ira Mayangsari menerangkan faktor risiko yang dimaksud adalah seseorang yang sebelumnya pernah mengalami kejadian traumatis. Baik dialami secara langsung, maupun hanya menyaksikan orang terdekatnya seperti orang tua yang mengalami tindakan kekerasan. Salah satu contonya seperti tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami orang tua dan disaksikan langsung oleh anaknya.

“Jadi ada juga namanya faktor risiko. Contohnya, semisal orang tua saya dulu ada pengalaman pernah mengalami KDRT dan saya menyaksikan, kemudian akhirnya saya juga jadi korban bahkan lebih parah,” terang Ira.

Ira menganalogikan faktor risiko ini sepeti penyakit diabetes. Dimana peluang risikonya akan besar bagi keturunan seseorang yang mengidap diabetes. Terlebih ada faktor pendukung lainnya.

“Faktor risiko ini sama seperti sakit diabetes lah, jika orang tuanya diabetes maka risikonya kan juga semakin besar,”

Perempuan yang juga sebagai tim penindakan UPTD PPA Kaltim ini juga menerangkan dampak yang ditimbulkan dari tindakan kekerasan terhadap seseorang yang memiliki faktor risiko akan jauh lebih besar dari seseorang yang tidak memiliki faktor risiko. Bahkan dampak yang ditimbulkan dari tindakan kekerasan menyebabkan korban memiliki rasa kecenderungan untuk mengakhiri hidupnya.

“Jadi itu akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar. Bahkan ada kecenderungan hingga ingin bunuh diri. Karena merasa saya sebagai perempuan seperti tidak ada harga dirinya, dan nantinya generasi saya akan merasakan hal yang sama, sehingga muncul lah ingin memutus mata rantai itu dengan cara bunuh diri,” tukasnya. (adv/dys/DKP3A)