AdvetorialNewsRegional

IBU ALAMI BABY BLUES SYNDROME BAKAL DIDAMPINGI

Gejala Depresi Yang Terjadi Pada Ibu Setelah Melahirkan

arusmahakam.co, Samarinda – Pendampingan psikologis menjadi salah satu layanan yang diberikan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kaltim.

Tak cuma memberikan trauma healing pada korban tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak, ibu yang mengalami gejala baby blues syndrome juga ditangani.

Tenaga ahli psikolog klinis UPTD PPA Kaltim, Ira Mayangsari mengatakan jika selama berdirinya UPTD PPA yang memasuki usia 10 bulan ini memang belum ada aduan terkait baby blues syndrome.

Namun jika pun ada masyarakat meminta bantuan dalam pendampingan sindrom ini, maka UPTD PPA Kaltim akan tetap melayani.

“Untuk baby blues sejauh ini belum ada sih yang melapor atau mengadu. Cuman kalau ada aduan pasti kami layani dan berikan bimbingan psikologis,” sebutnya.

Untuk diketahui, baby blues syndrome adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu, cemas, hingga mudah tersinggung.

Sindrom blues disebut juga sebagai postpartum blues yang biasanya dialami oleh sekitar 80 persen atau 4-5 ibu baru. Kondisi ini dapat membuat ibu jadi tidak sabaran, mudah marah, khawatir dengan masalah ibu menyusui, hingga khawatir dengan kesehatan bayi.

Bahkan tak jarang, ibu juga bisa merasa lelah tapi sulit tidur dan terus menangis tanpa alasan yang jelas. Sindrom ini bisa muncul dalam kurun waktu 3-10 hari setelah melahirkan.

“Kalau baby blues itu kan lebih ke penghayatan. Baby blues itu adalah satu gejala depresi yang terjadinya pada ibu setelah melahirkan. Jadi penghayatannya itu kalau digambarkan dunianya (ibu) berubah setelah melahirkan, dia tidak punya cukup waktu untuk diri sendiri tapi punya tanggungjawab karena ada anaknya. Jadi gejala depresi itu muncul setelah adanya perubahan itu. Sederhananya bisa dikatakan belum siap lah, entah dari fisik atau psikologis. Kesiapan itu kan bisa juga datang dari pasangan dan lingkungan sekitar,” terangnya.

Baca juga:  PENGARUH LINGKUNGAN PICU TERJADINYA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI BALIKPAPAN

Untuk menghindari sindrom tersebut, Ira menyarankan adanya pembagian tugas dan rasa saling pengertian antara si ibu dan ayah yang baru memiliki keturanan. Sehingga, ibu yang masih dalam masa pasca melahirkan tak merasa terbebani sepenuhnya.

“Jadi memang perlu ada pembagian peran dan jangan memberikan beban hanya ke istri. Padahal si ayah juga punya peran penting. Pembagian tugas yang belum jelas pada masa peralihan itu juga bisa menimbulkan depresi dan memicu baby blues. Jadi, harus saling mengerti,” tukasnya. (adv/dys/DKP3A)

Related Articles

Back to top button