NasionalNews

Jerman Kembangkan Industri Chip Semikonduktor di Indonesia

Investasi Jerman di bidang industri berteknologi tinggi akan ditingkatkan. Negara itu juga membuka peluang pengembangan rantai pasok chip global senilai EUR35,37 juta.

Arusmahakam.co, Jakarta – Dengan berkembangnya era industri 4.0, kebutuhan chip semikonduktor terus bertumbuh. Permintaan semikonduktor yang terus meningkat menjadi peluang investasi yang strategis. Karenanya, Indonesia perlu merebut peluang tersebut.

Gaung pun bersambut. Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier, ke Indonesia beberapa hari lalu, memastikan Jerman akan meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang untuk mengembangkan rantai pasok chip global tersebut. Jerman ingin mengembangkan pabrik semikonduktornya di Indonesia.

Produsen semikonduktor asal Jerman Infineon Technologies akan mengembangkan bisnis di bidang industri otomotif berbasis teknologi canggih di Indonesia. Infineon saat ini memiliki sebuah pabrik di Batam fokus pada perakitan dan pengujian semikonduktor untuk aplikasi otomotif.

PT Infineon Technologies Batam telah berkomitmen untuk peningkatan investasi sebesar EUR35,37 juta (Rp569,3 miliar) untuk peningkatan kapasitas 65 juta per minggu pada 2025, dan akan bertambah menjadi EUR83,57 juta (Rp1,3 triliun) untuk kapasitas 150 juta per minggu sampai 2030.

PT Infineon Technologies Batam merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri semikonduktor, dan telah berinvestasi di Indonesia sejak 1996. Kapasitas produksi PT Infineon Technologies Batam pada tahun 2020 mencapai 15 juta pcs per minggu dan meningkat menjadi 22 juta pcs per minggu tahun 2021.

Infineon merupakan perusahaan keempat di Indonesia yang ditetapkan sebagai National Lighthouse Industri 4.0, menyusul PT Akebono Brake Astra Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur, serta PT Indolakto-Purwosari. National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia.

Baca juga:  Konferensi MWC NU Marangkayu Sukses, Ustadz Raudhatan Jadi Nahkoda Baru

Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM, pada 2021 nilai transaksi dagang antara Indonesia dan Jerman mencapai USD6 miliar. Dalam kurun 2017-2021, investasi langsung dari Jerman ke Indonesia tercatat sebanyak USD1 miliar.

Pada kuartal I-2022, investasi Jerman ke Indonesia berada di peringkat 12 dengan nilai USD98,4 juta. Tahun ini, investasi dari negara tersebut ditargetkan mencapai USD248 juta.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 melalui program Making Indonesia 4.0. Langkah strategis yang dijalankan, antara lain melalui peningkatan awareness, penilaian kesiapan, pendampingan transformasi industri 4.0, pelaksanaan project transformasi, launching ekosistem industri 4.0, penghargaan INDI 4.0, dan national lighthouse industry 4.0, serta conferences dan expo industri 4.0.

“Kami menetapkan PT Infineon Technologies Batam sebagai National Lighthouse Industri 4.0 pada tahun ini, setelah melalui berbagai tahapan verifikasi. Sebelumnya di tahun 2021, PT Infineon Technologies Batam telah menerima anugerah INDI 4.0 dari kami untuk kategori smart factory,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.

Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronika. Oleh karena itu, Kemmenperin memacu tumbuhnya industri semikonduktor. Langkah ini diyakini akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing.

“Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik (electrical vehicle/EV), serta digitalisasi di banyak sektor, juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor,” kata Agus Gumiwang.

Agus optimisitis, pengembangan industri semikonduktor di tanah air dapat diakselerasi. Misalnya, dengan bergabung ke dalam ekosistem industri semikonduktor dunia dan memasuki rantai pasok chip global. “Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara pemain chip global, salah satunya adalah Jerman,” ungkapnya.

Baca juga:  BPS: Nilai Tukar Petani Juli 2021 turun 0,11 persen

Apa Chip semikonduktor? Chip semikonduktor adalah sirkuit listrik dengan banyak komponen di dalamnya. Komponen ini adalah translator dan kabel yang menghubungkan bagian-bagian fungsi kendaraan. Chip semikonduktor biasanya terdapat di mobil dan motor, terutama model terbaru yang dilengkapi berbagai fitur pintar.

Komponen ini seperti transistor dan kabel yang menghubungkan antara komponen di dalamnya. Chip semikonduktor bisa terdapat di beberapa produk manufaktur, salah satunya adalah mobil. Meskipun ukurannya kecil, chip semikonduktor mengandung miliaran transistor yang membentuk dasar sirkuit. Tanpa dasar sirkuit ini, mesin mobil tidak dapat melakukan tugasnya.

Chip semikonduktor pada mobil keluaran terbaru dapat meningkatkan fungsi pada sistem keselamatan dan sistem bantuan pengemudi semiotonom. Fungsi ini seperti sistem deteksi titik buta, kamera cadangan, sensor penghindaran tabrakan, kontrol jelajah adaptif, bantuan perubahan jalur, sensor airbag, hingga sistem pengereman darurat.

Mobil keluaran terbaru sudah menggunakan sistem listrik daripada sistem mekanis. Agar sistem listrik dapat berfungsi, mobil perlu memiliki chip semikonduktor. Elektrifikasi ini juga membuat bahan bakar pada mobil menjadi lebih efisien atau pada mobil listrik dapat membuat sistem manajemen baterai yang lebih baik. (eris/idn/amc)

Related Articles

Back to top button