Samarinda, arusmahakam.co– Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati, telah aktif berperan dalam upaya penanganan meningkatnya kasus Tuberkulosis (TBC) di Benua Etam.
Puji Setyowati mengungkap bahwa pada tahun 2000, ia mendirikan perkumpulan TBC yang mengikuti model dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di mana ia menjabat sebagai ketua.
“Ketika itu saya bekerja sama dengan tim ahli, termasuk Dr. Syarifah, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang TBC,” tuturnya saat ditemui belum lama ini.
Adapun ia membeber beberapa gejala TBC yang perlu diwaspadai, seperti batuk yang berkepanjangan, kesulitan tidur, susah makan, dan penurunan berat badan, harus diidentifikasi dalam 7 hari pertama. Puji Setyowati menekankan pentingnya masyarakat untuk melaporkan gejala tersebut ke puskesmas terdekat dan berkolaborasi dengan petugas mikroskopik untuk diagnosis TBC.
Oleh karena itu, upaya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam penanganan TBC. Puji Setyowati mencatat bahwa obat TBC disediakan gratis selama 6 bulan, dengan dukungan positif dari pemerintah. Namun, untuk memastikan kesuksesan program, masyarakat miskin juga diberikan makanan tambahan selama bulan pertama pengobatan. “TBC harus dikurangi karena memiliki dampak sosial dan ekonomi,” tandasnya. (advdprdkaltim/waw)