Aswaja

Khutbah Idul Adha 1442 H “Haji, Qurban dan PPKM Darurat”

Oleh; Moh. Luqman Hakim, SH.I

Berikut ini teks khutbah Idul Adha 1442 H tentang “Haji, Qurban dan PPKM Darurat”. Untuk mencetak naskah khutbah ini, silakan klik ikon print berwarna  di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

الله اكبر٩×…..

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً  لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ عِيْدَ اْلأَضْحى عِبْرَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَ ألِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ. أَيُّهَا الْإِخْوان إِتَّقُو ا اللهَ حقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah

الله اكبر٣× ولله الحمد

Saat ini untuk kawasan Jawa dan Bali tengah berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat. Beruntung kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjalankan shalat idul Adha berjamaah pada tahun ini. Karenanya, marilah kesempatan yang ada dimaksimalkan untuk meningkatkan takwallah, yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang. تحميل لعبة الطاولة

Hadirin yang Berbahagia

الله اكبر٣× ولله الحمد

Alhamdilillah, bersyukur  kita  memasuki hari raya Idul Adha 1442 H. Paling tidak, ada dua peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari hari raya tersebut. Kedua peristiwa adalah ibadah haji dan kurban. Namun pada situasi saat ini, kedua ibadah tersebut harus dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum mereda. Tentunya ketentuan Allah Subhanahu Wa Taala ini tidak boleh serta merta menurunkan semangat spiritual sebagai umat Islam. Kita harus meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh Allah.

Baca juga:  Otonomi Tubuh; Tubuhku Adalah Milikku

Seperti kita ketahui bersama, akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia. Jamaah haji Indonesia tahun ini, seperti juga tahun sebelumnya tidak diberangkatkan ke Tanah Suci. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah dari tertular virus Corona. Pemerintah Arab Saudi pun tidak mengizinkan jamaah dari luar negeri untuk menjalankan rukun Islam kelima ini. Hanya warga Arab Saudi dan warga asing yang berada di Arab Saudi saja yang diperkenankan melaksanakan ibadah haji. Dan itu pun dengan pembatasan jumlah dan peraturan yang sangat ketat.

Bagi calon jamaah haji, keputusan ini tentu sangat berat untuk diterima. Setelah sekian lama menunggu antrean kuota haji dengan berbagai macam usaha untuk melunasi ongkos naik haji (ONH), namun giliran saatnya berangkat harus mengalami penundaan. العاب قمار مجانا

Namun ada hikmah besar yang bisa diambil dari keputusan ini di antaranya adalah kesabaran dan kepasrahan. Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Anfal ayat 46:

   وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya: Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Jamaah idul Adha Rahimakumullah

الله اكبر٣× ولله الحمد

Kesabaran sendiri adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam menjalankan ibadah haji. Dalam ibadah haji, kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya haji yang dilaksanakan. Hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan kesabaran mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke Tanah Air. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah.

Ini memberikan hikmah kepada calon jamaah haji yang ditunda keberangkatannya, untuk semakin melatih kesabaran sebelum waktunya berangkat nanti. Insyaallah kesabaran dalam menerima penundaan ini nantinya akan menjadi wasilah kemabruran haji kelak.

Baca juga:  Ketika Islam di Andalusia

Hikmah kedua adalah kepasrahan atau tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Terkait dengan hal ini Allah pun telah memberikan panduan, jika kita memiliki tekad bulat dalam melaksanakan sesuatu, maka harus pasrah diri kepada-Nya. Hal ini termaktub dalam QS Ali Imran ayat 159:

   فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Artinya: Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.

Dengan ditundanya haji tahun ini, para calon jamaah haji harus yakin dan pasrah pada Allah karena ini juga merupakan ketetapan Allah. Haji sendiri adalah ibadah yang harus diawali dengan kepasrahan karena harus pergi jauh meninggalkan orang-orang yang dicintai dan mesti berjuang menyelesaikan rangkaian kewajiban dan rukun haji.

Kain ihram warna putih yang dipakai jamaah pun sudah menandai bahwa para jamaah haji pasrah atas takdir Allah seperti mayit yang terbungkus kain kafan. Dengan kepasrahan ini tentunya akan menjadikan para calon jamaah haji lebih tenang dalam beribadah.

Hadirin yang Berbahagia

الله اكبر٣× ولله الحمد

Ibadah kedua yang kita lakukan di tengah pandemi adalah kurban. Di tengah wabah ini, ibadah kurban akan lebih bermakna dan terasa bagi masyarakat ekonomi lemah. Selama pandemi, berbagai sektor tak terkecuali sektor ekonomi ikut terkena imbas. Banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya karena harus kehilangan mata pencarian. Kurban bisa menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat mampu terhadap yang lemah.

Kurban semakin memberikan kesadaran kepada kita, bahwa harta yang dimiliki bukanlah mutlak milik kita. Harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah yang di dalamnya terdapat hak orang lain. Kenikmatan yang kita rasakan tidak akan berkurang sedikitpun ketika harus dibagi dengan orang lain melalui pembelian hewan kurban. Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya hakikat memberi adalah menerima.

Baca juga:  Jika Tuhan Tidak Perlu dibela, lalu siapa yang harus dibela ?

Manusia tidak perlu khawatir karena nikmat Allah sangatlah banyak. Saking banyaknya nikmat Allah, kita tidak akan bisa menghitungnya. Allah berfirman:

   وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: An-Nahl : 18)

Dengan pengorbanan harta melalui hewan kurban ini, kita juga akan mampu semakin dekat dengan Allah. Hal ini selaras dengan makna kurban itu sendiri yakni berasal dari bahasa Arab qariba-yaqrabu -qurban wa qurbanan wa qirbanan,yang artinya dekat. Sehingga kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. مجموعات يورو 2024

Jamaah Hadakumullâh….

الله اكبر٣× ولله الحمد

Dari hal ini kita bisa menarik dua hikmah dari ibadah kurban di masa pandemi. Yang pertama adalah hikmah vertikal, yakni semakin dekatnya kita kepada Allah, dan hikmah horizontal yakni kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rezeki di tengah situasi sulit akibat pandemi ini.

Karenanya, marilah cobaan pandemi yang diikuti dengan PPKM Darurat kita jadikan wahana untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan kian peduli dengan penderitaan sesama.

Wallahu a’lam.

   بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Penulis merupakan Ketua LDNU KUKAR disampaikan di Masjid KH. Muhammad Sadjid Kampung Baru Tenggarong 10 Dzul hijjah 1442 H/20 Juli 2021 M

Related Articles

Back to top button