Tak habis pikir, perjalanan panjang melintasi daratan dan lautan tak menemukan apa yang dicari. Sudah 1 tahun lebih Sang Elang berkelana ke pelosok bumi, hanya memperoleh keletihan yang membuat tubuhnya remuk redam.
Hingga tibalah Sang Elang di sebuah goa. Suasana gelap di dalam goa tak dihiraukannya, dia terus saja mencari sesuatu dalam kegelapan. “Ini kesempatan terakhirku, jika tak ketemukan hari ini, niscaya besok pagi aku tak dapat melihat matahari lagi”, begitu ucap Sang Elang dalam hati.
Jelang tengah malam di sudut goa terdengar suara aneh, lalu Sang Elang mendekati sumber suara. Dan ternyata suara itu datang dari seekor ular yang terjepit batu. Lalu Sang Elang pun menolong ular tersebut. Sang Ular mengucapkan terima kasih dan bertanya kepada Elang, apakah yang sedang kau cari?
Sang Elang terdiam beberapa saat, dengan menundukkan kepalanya dia berkata, “Hari ini hari terakhirku di dunia, aku terkena penyakit yang obatnya harus di temukan di sebuah goa. Dan aku telah berkeliling ke seluruh goa yang ada di bumi, ini goa terakhir yang ku kunjungi, jika tak juga ketemukan, maka aku akan mati sebelum matahari terbit pagi nanti”
Elangpun menggeserkan kakinya dan melanjutkan kisahnya, “Penyakitku ini menjadi penyebab seluruh wabah yang ada di bumi, saya merasa bersalah, karena penyakit ini sekarang menular ke manusia di berbagai penjuru bumi. Ada ratusan juta manusia meninggal karena penyakit ini”
“Sungguh ceroboh sekali yang kau lakukan Elang”? perbuatanmu telah merugikan banyak manusia , tapi rasa sesal dan niatmu untuk mencari obat mudah-mudahan berhasil, lalu sebenarnya obat jenis apa yang kau cari? ” tanya sang ular
“Obat yang saya cari itu terbuat dari cahaya yang sudah berubah menjadi batu”. Kalau saya temukan batu itu, saya harus melemparnya ke laut, nanti air laut akan menguap dan uapnya jadi hujan. Dan hujan tersebut ketika mengenai tanaman, binatang dan manusia, maka sembuhlah semuanya”, begitulah sang elang menjawab.
Sang ular menimpali seraya berkata”Wahai Elang, tahukah kamu sudah 1 tahun ini aku terjepit sebuah batu, dan malam ini aku berterima kasih kepadamu, karena telah terlepas. Batu ini hanya bisa dilepas oleh mahluk Tuhan yang baik. Jadi, saya yakin kamulah yang dimaksud dalam mimpi-mimpiku selama setahun terakhir di dalam gua”.
“Aku bukan mahluk yang baik, aku yang menyebabkan kekacauan di bumi, sudah sepantasnya aku mati” kata Sang Elang
“Wahai Elang, ratusan juta manusia yang mati itu sudah tercatat dalam Takdir, dan hari ini juga saya akan memberimu batu yang berasal dari cahaya. Aku telah lama menjaga batu yang kau maksud. Sekarang terimalah batu ini dan bersegeralah ke laut”, kata sang ular sambil menyerahkan sebuah kantong hitam yang di dalamnya berisi sebongkah batu.
Lalu bergegaslah sang Elang menuju laut, suara gemuruh gelombang begitu keras malam itu, sepertinya sedang terjadi badai. Dilemparkanlah batu ke dalam lautan, tiba-tiba badai berhenti, gelombang kembali landai. Tak lama kemudian, terjadi hujan menjelang fajar menyingsing. Dan pagi itu, seluruh manusia yang sakit, tiba-tiba terbangun dan merasakan hilangnya penyakit dari tubuhnya.
Sang Elang pun kembali mengepakkan sayapnya untuk menikmati keindahan dunia.
Semarang, Dini hari, 5 Agustus 2021
#cerpenkehidupan
#SayangiManusia