OpiniTelusur

Kutai Teda

Oleh: Muhammad Zain Asy'ari

Orang kutai asli atau dalam bahasa Kutai disebut “Kutai Teda” memiliki ciri khas yang unik dan menarik contohnya gaya berbicara mereka yang kadang terdengar lucu dan mereka juga suka bersenda gurau, tiada hari tanpa tertawa apabila kita sedang bersama seorang kutai teda, karena mereka sangat kreatif dalam menciptakan suasana yang menghibur.

Biasanya orang Kutai sangat senang untuk memberi julukan kepada keluarga maupun teman teman terdekat nya seperti saya contohnya. Saya memiliki banyak julukan yakni, kinung, jaung, marjak, dan ndota. Kalau di pikir pikir nama panggilan saya dan julukan yang di berikan oleh teman saya tentu tidak ada hubungannya bahkan tidak ada kemiripan nya sama sekali.

Kita juga bisa mengambil contoh dari paman saya yang bernama Fahrul. Ia juga julukan yakni nalon dan bolon. Tentu dari kedua panggilan ini juga tidak ada kemiripan antara julukan dan nama panggilan nya. Hampir seluruh keluarga saya memiliki julukan nya masing masing.

Selain suka memberi julukan, orang Kutai juga suka bercanda yang kesan nya agak mengejek, seperti saya orang asli kutai yang tidak bisa berenang. Tiap kali saya pergi ke desa Muara Muntai yang selalu keluarga saya tanyakan adalah “Sudah bisa berenang kah? انطوان جريزمان ” atau “Masa kalah sama adik sepupu yang baru 6 tahun sudah bisa berenang”.

Orang Kutai paling bangga dengan Kota Tenggarong, karena disinilah kami memiliki tradisi ritual atau pesta adat yang diselenggarakan dua tahun sekali yaitu Erau. Kata Erau sendiri berasal dari bahasa Kutai yang berarti ramai, riuh, ribut dan Erau adalah festival adat yang memberikan hiburan kepada masyarakat. 777 casino Di festival ini beragam pertunjukan seni di tampilkan seperti tari tradisional, pameran seni, dan lomba lomba kesenian lainnya.

Baca juga:  Lima Bintang Nusantara

Di festival Erau ini tidak hanya kesenian daerah Kutai saja yang ditampilkan, negara negara lain pun ikut serta dalam mengenalkan kesenian daerah mereka. Negara negara yang pernah tampil di festival Erau adalah Jepang, Cina, Korea Selatan, India, Taipei, Bulgaria, Polandia, Rusia, dan Thailand.

Puncak festival Erau pada hari terakhir adalah mengulur naga. memiliki tradisi ritual atau pesta adat yang diselenggarakan dua tahun sekali yaitu Erau. Kata Erau sendiri berasal dari bahasa Kutai yang berarti ramai, riuh, ribut dan Erau adalah festival adat yang memberikan hiburan kepada masyarakat. Di festival ini beragam pertunjukan seni di tampilkan seperti tari tradisional, pameran seni, serta lomba kesenian lainnya.

Tetapi sangat di sayangkan dalam suasana belimbur ada sedikit perihal negatif oknum masyarakat yang sangat tidak terpuji. Yakni hantu kacak, mereka adalah sedikit manusia alias oknum yang merusak acara berlimbur, mereka mencari perempuan untuk disiram dan di situ juga mereka mencari kesempatan dalam kesempitan yang dimana mereka akan menyentuh payudara setiap wanita yang mereka siram.

Tentu ini akan mencoreng nama baik Tenggarong. Seharusnya acara berlimbur menjadi acara paling meriah dimana semua orang bisa bercanda dan bersenang senang. Kemudian ada satu hal lagi yang menjadi masalah ketika sedang berlimbur yaitu sampah plastik yang berserakan dimana-mana.

Seharusnya masyarakat tidak perlu menggunakan kantong plastik es untuk berlimbur. Selain membuat lingkungan menjadi kotor, kantong plastik es yang berisi air akan terasa sakit jika di lemparkan ke seseorang, yang mana itu juga memicu terjadinya perkelahian.

Saya berharap semoga hal hal yang buruk terjadi di festival Erau sebelumnya tidak akan terjadi lagi di festival Erau mendatang dan juga semoga masyarakat Kutai bisa sama sama menjaga nama baik festival Erau karena amun lain etam siapa hak lagi? Walaupun millenial, saya bujur urang Kutai maka Teda beneh. يورو 2023 مباريات Love U Kutai

Baca juga:  Menggapai Asa di Kutai Barat - Belajar Bertani Lantas Berdagang

Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta). Walaupun millenial, penulis mengaku kanak sini jua.

Related Articles

Back to top button