Cerpen & PuisiRagam

Lapar

Oleh : Husnul Maunah

Kisah ini berdasarkan nyata adanya

Cerita ini bermula saat Saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan kakak saya masih Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kami tinggal di sebuah Pedalaman daerah Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara yang seringnya di kenal dengan Desa Belayan.

Konon menurut cerita dari kakek dan nenek saya, di Kampung kami ini memang benar adanya dengan manusia jadi-jadian (Urang Bhentu), dan dari berbagai sumber menyatakan kebenaran beritanya.

Singkat cerita, Satu hari itu Bapak saya beraktifitas seperti biasanya, Bapak saya adalah seorang Tukang bangunan. Sore hari sepulang dari pekerjaannya, kami mendapat kabar bahwa ada warga di RT sebelah meninggal dunia. نتائج امم اوروبا 2023 Biasa di kampung kami jika meninggal nya sore hari makan akan di kuburkan keesokan harinya.

Malam itu Bapak pergi melayat, ikut membersamai warga lainnya berjaga malam di rumah duka. Kisaran pukul 01.00 malam pulanglah Bapak kerumah dengan perut lapar. Tanpa pikir panjang, langsung menuju ke dapur untuk makan.

Suapan pertama, “Bismillahirrahmanirrahim” begitu menikmati makanannya. لعبه الكوبه Tiba-tiba saat sedang lahap-lahapnya makan, Bapak tersentak dengan ketukan di pintu belakang. لعبة طاولة “Tok..tok..tok” Bapak terperanjat kaget mendengar ketukan itu langsung menghentikan makannya.

Dengan gagah beraninya Bapak memberanikan diri untuk melangkah mendekati pintu, namun belum sempat melangkah, ketukannya bertambah keras yang berlangsung lumayan lama, sampai-sampai pintu itu hampir terbuka, karena kuncian pintunya hanya dari paku. Tidak hanya ketukan, tapi bersuara juga,

“Minta makan….hhiikkkss” “minta makan…hhiikkkss”

Sontak Bapak langsung berbalik dan bukannya lari ke kamar, Bapak malah sebunyi di kolong meja dengan badan gemetaran dan memberanikan diri untuk bilang,

Baca juga:  Penghargaan Seperti Makanan Penutup - Kalau Ada Syukur! Tidak Ada, Kita Tak Akan Mati

“lain sini Odeh urang bejegean, aku nade bemakanan sini, pegi situ” (bukan disini rumah orang yang meninggal, saya tidak punya makanan disini, sudah pergi saja sana).

Dan setelah itu, “sesuatu” itu mulai menghentikan ketukannya, dan mulai sayup-sayup terdengar apa yang diucapkannya, “sesuatu” itu pergi dengan terus mengucapkan, “minta makan…hhiikkkss, hhiikkkss minta makan…” Dan setelah sudah sangat jauh suaranya dan mulai samar-samar bapak ambil piringnya dan menyudahi makannya lalu berganti pakaian dan kekamar mencoba untuk tidur dan melupakannya.

(Kisah nyata yang di alami Bapak saya)

NB : Kisah ini masuk juara ke 4 besar untuk nominasi kisah seram Nusantara dalam “Sayembara Kisah Horor Nusantara” Tahun 2020

Penulis merupakan guru SMP IT Darul It-Tihad Kecamatan Kembang Janggut serta pengusaha H.M Design & Printing Desa Genting Tanah, Kembang Janggut

Related Articles

Back to top button