Membangun Sektor Pertanian

Penulis: Akhmad Arief*

Pertanian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengelola sumberdaya dan menghasilkan bahan pangan, bahan baku, dan lain-lain. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dalam pembangunan dikarenakan sebagai penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, dan lain-lain.

Menurut BPS Kutai Kartanegara tahun 2020 sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar nomor dua produk domestik regional bruto (PDRB) di Kukar. Sektor pertanian di Kukar tentu saja menjanjikan dikarenakan Kukar mempunyai luas daratan kurang lebih 27.263 km2. Dengan luas lahan sebesar itu menjadikan Kukar mempunyai peluang besar dalam upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Sektor pertanian merupakan sektor terpenting dalam kehidupan ini. Karena sampai sekarang mayoritas masyarakat masih ketergantungan dengan padi (beras) sebagai bahan pangan. Dengan terjadinya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun yang selalu meningkat maka berimbas pada permintaan di sektor pertanian terkhususnya padi.

Petani selalu berupaya untuk meningkatkan kuantitas produksi, namun disisi lain produksi padi di Kukar mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2018 sebesar 144.048,5 Ton, Tahun 2019 sebesar 121.202,5 Ton, dan tahun 2020 Sebesar 110,940,4 Ton. Penurunan produksi di kukar menjadi fenomena yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Penurunan produksi dipastikan bukan tanpa sebab, penurunan produksi terdapat beberapa dimensi diantaranya adalah dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi. Pertama, dimensi sosial adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku sosial masyarakat. Faktor sosial pertanian di Kukar mengalami berbagai tantangan ada sebuah mindset yang terbangun di sosial masyarakat mengenai bagi yang menekuni di sektor pertanian dianggap tidak mampu menjamin masa depan. Dengan persoalan itu pertanian di Kukar sampai saat ini didominasi generasi x dan y (tua). Faktor pendidikan tidak bisa terlepas pada sektor pertanian, pendidikan sangat berpengaruh petani untuk mengelola lahannya dalam proses manajemen, adopsi dan inovasi dalam dunia pertanian.

Pelatihan dan pendampingan secara intensif untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia suatu hal wajib dilaksanakan oleh instansi terkait, namun disisi lain perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk adanya regenerasi petani muda dengan cara menghapuskan stigma buruk pada sektor pertanian. Kedua, dimensi ekonomi adalah dimensi yang menjadikan movitasi dan menjamin kesejahteraan untuk bertani. Ketika musim panen raya terjadi biasanya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani untuk memproduksi terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tidak semua petani memiliki modal lebih karena disisi lain petani juga harus membayar biaya-biaya seperti tenaga kerja, pupuk, biaya sewa peralatan dan lain-lain.

Faktor ekonomi mencerminkan kesejahteraan para petani, pertanian akan mampu dikatakan berkelanjutan apabila petani memiliki pendapatan pendapatan tinggi dan jaminan harga pascapanen dari stakeholder terkait. Ketiga, dimensi ekologi adalah suatu kegiatan pertanian yang memperhatikan kualitas lingkungannya. Pernanan ekologi sangatlah penting dikarenakan ekologi sebagai wadah untuk memproduksi hasil pertanian. Penggunaan varietas unggulan, pupuk, dan pestisida sangat direkomendasi untuk digunakan dalam bertani, namun dalam pengelolaannya perlu memperhatikan kaidah lingkungan.

Untuk mencapai produksi yang diinginkan berbagai cara pun dilakukan dengan pemberikan pupuk dan pestisida secara over. Pemberikan pupuk, dan pestisida memang penting dilakukan tapi hal itu ketika dilakukan secara berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi konsumen dan mengurangi kualitas lingkungan itu sendiri. Sektor pertanian di Kukar yang terdapat di beberapa titik berjalan seiringan dengan industri Unrenewable Resources (Sumber Daya Alam), keberadaan industri sumberdaya alam secara langsung memberikan dampak konversi lahan, debu, limbah, dan lain-lain yang luar biasa terhadap produksi pertanian.

Pertanian berkelanjutan adalah upaya untuk menghasilkan produk secara optimal baik kualitas maupun kuantitas serta mempertahankan sektor pertanian dikemudian hari dengan menjaga dan menjamin kualitas lingkungannya. Dengan upaya pengoptimalan sehingga meminimalisir penurunan produksi, kerusakan lingkungan, peningkatan kesejahteraan petani dan lainnya. Pembangunan pertanian berkelanjutan di Kukar perlu mendapatkan sorotan lebih dalam perencanaannya, sehingga sektor pertanian di Kukar bisa diterapkan hingga 100 tahun ke depan dan selamanya.

NB: Penulis merupakan Mahasiswa Magister Agribisnis Undip