Menghemat Pemakaian Elpiji Adalah Sumbangsih Emak-Emak Untuk Bangsa Ini

Oleh: Dedi Nala Arung*

Saya tentu tidak perlu lagi memberitahu bahwa eksistensi emak-emak merupakan salah satu faktor penting bagi manifestasi kemakmuran suatu bangsa.

Apabila dalam suatu bangsa itu terdapat sebagian besar emak-emak yang sehat, maka sehatlah bangsa itu. Jika dalam suatu bangsa itu terdapat emak-emak yang banyak uang, maka tumbuh dengan kuatlah perekonomian bangsa itu yang pada muaranya akan menciptakan kemakmuran ekonomi.

Indonesia sendiri, secara kultural mempercayai bahwa keseluruhan penghasilan seorang suami semestinya diserahkan kepada istri, penghasilan ini dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat keluarga. Tentu saja ini bukan mengada-ada. Perlu digarisbawahi, emak-emak bukanlah politikus. Politikus kerap kita lihat mengeluarkan pernyataan atau peraturan mengada-ada. Meskipun emak-emak pada prinsipnya juga adalah Plt (pelaksana tugas) partai rumah tangga saat suaminya sedang tidak ada, tapi jarang kita temui emak-emak mengeluarkan suatu statement yang giring (baca=garing/maaf salah ketik-pen).

Landasan hukum bahwa emak-emak mesti memegang penghasilan suami kemungkinan besar adalah Pasal 33 UUD 1945. Dalam prakteknya, mereka pastilah berpedoman pada “gaji, tunjangan dan bonus yang terkandung didalamnya dikuasai oleh istri dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat keluarga”.

Oleh karena emak-emak adalah indikator penting kemakmuran keluarga, maka kita harus maklum pada berbagai program yang dirumuskan oleh emak-emak rangka pencapaian tujuan mulia tersebut. Seluruh anggota keluarga hendaknya secara ikhlas dan penuh kesabaran seharusnya mendukung kebijakan emak-emak dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja rumah tangga. Jika ada emak-emak memprogramkan ikut sesi senam aerobik, senam kegel, zumba, belly dance atau sejenisnya niscaya itu semata-mata demi kepentingan rakyat keluarga. Jika ada emak-emak memprogramkan pemenuhan keranjang belanjanya di shopee, tokopedia, bukalapak atau bahkan pasar-pasar luring dengan logistik berupa pakaian, kosmetik, makanan, peralatan memasak, perhiasan, kembang, tas dan asesoris lainnya, percayalah itu semata-semata untuk memperbaiki taraf penampilan keluarga di mata bangsa lain. Jika kita mau berusaha keras untuk melihat hal tersebut dari sisi dan sudut pandang lain, maka kita harus setuju bahwa itulah bentuk nyata sumbangsih emak-emak bagi bangsa ini.

Sumbangsih lainnya yang juga bisa kita lihat secara jujur dan nyata adalah bagaimana kerasnya upaya emak-emak dalam menghemat pemakaian listrik dan tabung gas elpiji dirumah. Seorang suami/bapak-bapak tidak seharusnya marah-marah dan harus bersabar kalau saat hendak tidur di suatu cuaca siang yang panas saat hari libur setelah berhari-hari capek bekerja ketika emak-emak dengan tegas dan penuh tanggung jawab mematikan AC atau kipas angin atas dasar program penghematan anggaran rumah sektor listrik.

Demikian pula halnya jika pada suatu pagi bening yang menyejukkan sehingga menerbitkan rasa lapar, seorang suami hendaknya jangan emosional dan menahan dirinya dari segala kekesalan dalam wujud dan bentuk apapun jika emak-emak tidak memprogramkan memasak untuk sarapan atas pertimbangan penghematan gas elpiji. Sesungguhnya yang demikian itu adalah bagian dari program penghematan anggaran rumah pada sektor energi dan sumber daya alam.

Meskipun di era teknologi ini sudah banyak media-media yang menyajikan secara terang-terangan tips penggunaan gas elpiji agar lebih hemat, seperti misalnya mencabut selang regulator tabung pada saat keluar rumah atau menggunakan regulator standar SNI untuk menghindari kebocoran tabung gas, namun bagi emak-emak hal itu belumlah cukup. Tetap dibutuhkan langkah-langkah aktual dan strategis serta kebijaksanaan yang mengandung nilai-nilai spiritual untuk pencapaian cita-cita kemakmuran keluarga. Tidak memasak adalah kebijakan yang tepat guna sekaligus tepat sasaran. Hal ini juga akan secara tidak langsung mendorong suami untuk cukup minum air putih saja. Kita ketahui bersama besarnya manfaat air putih bagi tubuh.

Dikutip dari situs alodokter.com, air putih di klaim sangat fungsional untuk mencegah dehidrasi, meningkatkan kekuatan sendi dan otot sehingga tidak perlu buang-buang anggaran untuk mendaftar ke gym, menciptakan metabolisme tubuh secara baik sehingga bisa menurunkan berat badan dan mencegah batu ginjal. Air putih juga dapat memelihara kelembaban kulit sehingga para suami tidak perlu lagi diam-diam pergi ke salon atau spa untuk merawat kulitnya. Nah, yang terpenting dari semua itu adalah air putih mampu menjaga konsentrasi. Konsentrasi ini kan mutlak diperlukan kalau para suami bekerja mencari uang. Makin konsentrasi, makin bereslah pekerjaan. Makin beres pekerjaan, makin terbukalah peluang mendapat promosi jabatan atau bonus di kantor. Makin naik jabatan, makin besar penghasilan. Makin besar penghasilan, makin sehatlah anggaran. Tentu pula akan membuat emak-emak makin sayang.

Bangsa kita tidak akan pernah kekurangan aset, termasuk aset berupa emak-emak. Tidak perlu kita takut jatuh miskin atau sengsara secara ekonomi. Tidak perlu juga kita semua kuatir akan serbuan tenaga kerja asing dari cina sebagaimana yang sering diberitakan akhir-akhir ini. Saya yakin, emak-emak akan berada di garda terdepan jika kelak ada upaya-upaya untuk merebut sumber penghasilan bapak-bapak di kantor-kantor dan perusahaan dalam negeri atau kehendak bangsa lain untuk menjajah ekonomi bangsa kita. Emak-emak tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. No way!. Takkan ada kata takut atau mundur bagi mereka. Tanyakan saja pada Roby, Bang Melki, Tewez, Adi atau Mas Hardi kalau masih tiada percaya**

NB: Penulis merupakan buayawan nasional dan menulis di sejumlah status facebook. Pernah mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin besar jama’ah al norakiyyah untuk tujuan menguasai dirinya sendiri, dan bahagia.