Meski zaman berganti dan para penyanyi baru banyak mewarnai industri musik negeri ini, namun karya dan pesona Nike Ardilla tetap abadi di hati.
Bisa jadi, kesetiaan pun menjelma menjadi keimanan, terutama bagi para penggemar Nike Ardilla. Meski sudah berpulang puluhan tahun lalu, namun karya-karyanya hingga saat ini masih dicintai dan didengar oleh para penggemarnya.
Perjalanan karier Nike Ardilla
Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau yang akrab kita kenal dengan nama Nike Ardilla lahir di Bandung pada 27 Desember 1975. Bakat seninya sudah muncul sejak di bangku sekolah.
Di usianya yang masih belia, ia sudah meraih banyak penghargaan dari kompetisi menyanyi lokal hingga nasional.
Melihat potensi yang ada dalam dirinya, ibunda Nike Ardilla mendaftarkan sang anak yang masih belia ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI).
Ia mengawali kariernya dengan nama panggung Nike Astrina, dengan maksud untuk mengikuti nama bintang rock kenamaan di era 1980-an, Nicky Astria.
Tahun 1986 merupakan tahun pertamanya masuk dunia rekaman. Dengan persona sebagai rockstar wanita, ia merilis single pertamanya berjudul ‘Lupa Diri’ yang masuk dalam album kompilasi Bandung Rock Power.
Namanya baru mencuat pada Oktober 1989 saat merilis album ‘Seberkas Sinar’. Coba tebak berapa umur Nike Ardilla saat itu? 14 tahun!
Deddy Dores, sang maestro di balik lagu-lagu hitsnya tersebut, memang berjasa membawa nama Nike melejit sehingga membuat album ‘Seberkas Sinar’ laris di pasaran, bahkan terjual sebanyak 200.000 keping.
Karier musiknya semakin diakui ketika merilis album keduanya, ‘Bintang Kehidupan’ dengan single lagu andalan yang berjudul sama.
Album keduanya tersebut bahkan terjual sebanyak 400.000 keping. Jumlah yang sangat fantastis di masa itu.
Sang ‘Bintang Kehidupan’ semakin bersinar
Sejak album pertama rilis, pihak manajemen dari Nike langsung menyiapkannya sebagai seorang entertainer sejati. Tidak hanya di dunia musik saja, ia juga sempat mencicipi dunia modeling dan perfilman di tanah air.
Sudah puluhan film dan sinetron ia bintangi. Salah satu prestasi terbaiknya dalam modeling adalah terpilih sebagai GADIS Sampul Favorit, kompetisi model dari majalah anak muda yang ternama dan bergengsi saat itu.
Setelah merilis album keduanya, ‘Bintang Kehidupan’ yang laris manis tersebut, nama panggungnya resmi berganti menjadi Nike Ardilla. Awal tahun 1990-an menjadi masa keemasan Nike.
Siapa yang sangka di usia mudanya, ia bisa sejajar dengan para penyanyi rock papan atas di masa itu bahkan melampauinya, seperti sang idola Nicky Astria dan God Bless.
Selama kariernya, ia telah melahirkan 11 album studio dan 8 album kompilasi. Selain itu, Nike juga telah merilis 28 single dan beberapa di antaranya merupakan soundtrack film.
Akhir hayat yang penuh kontroversi, dan konspirasi
Akhir hayat sang ‘Bintang Kehidupan’ sangat tragis dan juga penuh konspirasi. Nike Ardilla meninggal akibat kecelakaan mobil tunggal di jalanan kota Bandung pada 19 Maret 1995, usianya waktu itu masih 19 tahun. Lokasinya sekarang persis berada di depan restoran bernama Cafe Bali yang terletak di Jalan Riau (R.E. Martadinata).
Banyak spekulasi beredar mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Ada yang menganggap bahwa ia ditabrak. Ada fakta lain yang menyebutkan bahwa ban mobil Nike sempat bocor sebelum perjalanan pulang.
Ban bocor kemudian diganti ban cadangan, namun ukurannya berbeda sedikit lebih kecil. Ini yang membuat mobilnya tidak stabil dan sulit dikendalikan.
Yang lebih ekstrem, ia diklaim memiliki masalah dengan salah satu cucu Presiden Soeharto. Karena perselisihan ini, konon Nike pernah ditodong pistol. Namun, klaim dan teori konspirasi tersebut tentunya susah untuk dibuktikan.
Ada juga yang mengatakan bahwa kecelakaan ini akibat pengaruh minuman keras. Namun hal ini juga cepat terbantahkan karena meski ia sempat mampir ke kelab sebelum tragedi itu terjadi, banyak saksi yang mengatakan bahwa ia hanya memesan jus jeruk saat itu.
Sudah 27 tahun ia pergi meninggalkan kita. Meski sudah lama tiada, penyanyi legendaris Nike Ardilla hingga hari ini masih tetap dikenang.
Ia meraih popularitas secara cepat di usia muda, namun sayang nyawanya terenggut cepat di usia muda juga. Tapi kini, sang ‘bintang kehidupan’ tetap bersinar tak lekang oleh zaman. (Nedy)