Ole Stay, Stay at Home!

Oleh: Temposo Tebor*

Minggu kemarin adalah hari yang menyenangkan bagi penggemar liverpool. Menang 5-0 dari iblis merah di Old Trafford merupakan sebuah hal yang mungkin terjadi dalam 100 tahun sekali.

Kalo saya jadi klopp sih pasti mengadakan syukuran itu. Undang kerabat handai taulan di kiri kanan rumah, suruh si salah baca doa selamat. Yaa karena saya separuh Nahdlatul Ulama dan separuh Muhammadiyah, berkat tetap tersedia untuk dibawa pulang.

Sir Alex mesti diundang juga selaku tetua di MU, biar bisa menceritakan pengalaman beliau di masa dahulu. Bukankah cerita cerita tentang kejayaan jaman dulu selalu nikmat jika diberitakan. Di Ujung cerita, Sir Alex mengangkat tangan kanannya sambil berujar “Piye, Penak Zamanku To”.

Rivalitas dalam olahraga memang jadi bumbu, walau begitu sportifitas harus dijunjung tinggi. Maka dari itu Sir Alex mau diundang acara syukurannya Klopp, sportif bro. Menerima kekalahan dan mengakui kemenangan lawan.

Klopp yang nenek moyangnya bangsa Arya merupakan ras tertinggi di dunia, katanya sih. Sedang ole merupakan anak cucu dari bangsa Viking yang ganas. Sedang Sir Alex nenek moyangnya adalah lelaki yang pake rok. Dilihat dari segi nenek moyang ternyata Sir Alex yang paling cupu, tapi dari prestasi yaa nenek moyang tidak membantu. Toh yang nenek moyangnya ahli strategi perang saja dibantai 5 gol tanpa sempat membalas.

Tagar Ole Out pun ramai di sosial media, para penggemar tidak senang dengan hasil yang didapatkan. Teman saya di grup WA sampai membuat sikap bahwa menolak nobar sampai dengan ole diganti. Btw ni Ole yang kita bicarakan adalah Ole Gunnar Solskjaer, penyerang Manchester United dari Norwegia. Yaa siapa tau ada yang belum tau.

Saya tidak termasuk dalam yang membuat Tagar Ole Out. Sebab nanti kalo diganti Conte atau Zidane. Jika keduanya gagal, saya gak juga bakal nulis Conte Out atau Zidane Out. Toh kalah menang juga cuma urusan duniawi. Walaupun memang kepelatihan Ole sudah diambang batas kewajaran.

Jangankan diriku, semut pun kan marah bila terlalu. Iya emang terdengar seperti lirik lagu yang mulia Alm Meggy Z. Mirip aja kok. Serangan dan pertahanan tidak jelas arah ya kemana, cuma masih mending daripada Moyes sih. Tadi malam berita di jagad sosial media bilang kalo Ole masih diberi kesempatan buat lawan Tottenham Spurs.

Kalau pemain sudah benci kayaknya bakal kalah lagi tu, sengaja ngalah gitu biar Ole-nya dipecat. Hanya saja jiwa korsa sebagai pemain Manchester United mesti dijunjung tinggi. Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon semakin susah ngambil buahnya.

Penulis merupakan ahli marketing, serta pencinta uang merah bergambar Bung Karno dan Bung Hatta.