PEMBENTUK PREDATOR SEKS ANAK: VIDEO SYUR DAN LINGKUNGAN TIDAK RAMAH ANAK
Kasus Pelecehan Seksual Sebenarnya Sudah Banyak Terjadi Sejak Lama. Hanya Saja Masih Banyak Yang Enggan Melapor.
arusmahakam.co, Samarinda – Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur menjadi kejahatan yang kerap muncul dipermukaan. Kejahatan ini menjadi atensi khusus dalam penindakannya. Sebab, korbannya merupakan generasi penerus bangsa.
Namun, untuk pelaku dari tindakan kekerasan seksual terhadap anak rupanya bisa dipicu dari beberapa faktor. Hal itu diungkapkan tenaga ahli psikolog klinis Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kaltim, Ira Mayangsari.
“Memang pelaku ini kan penyebabnya multifaktor untuk melakukan kekerasan seksual, pencabulan, kekerasan verbal atau fisik,” ucapnya.
Lingkungan yang tidak ramah anak juga bisa menjadi faktor yang melahirkan predator anak. Terlebih jika ada pembiaran dari masyarakat atas tindakan pelaku yang menyalahi norma.
“Kalau dari lingkungan sekitar ada kaitannya dengan munculnya predator-predator anak. Contohnya, mungkin saja orang tuanya dulu melakukan kekerasan seksual dan dicontoh. Jadi faktornya sangat banyak,” terang Ira.
Disinggung soal keterkaitan munculnya predator anak dengan video seksual atau konten negatif, Ira menerangkan jika saat ini dirinya belum mengetahui secara penuh soal korelasinya. Namun, adanya seringnya seseorang menonton konten negatif bisa saja menjadi salah satu pemicu dari tindakan kekerasan seksual yang dilakukan pelaku.
“Untuk pengaruh nyata dari video konten dewasa atau seksual mungkin akan berpengaruh, tapi sampai saat ini saya belum ada baca terkait penelitiannya. Apakah ada korelasinya video syur dengan munculnya predator-predator baru,” ucapnya.
Ira juga mengungkapkan jika sebenarnya kasus pelecehan seksual sebenarnya sudah banyak terjadi sejak lama. Hanya saja masih banyak yang enggan melapor.
“Sebenarnya kasus pelecehan seksual itu fenomenanya seperti gunung es. Sebenarnya banyak (pelecehan seksual) tapi banyak juga yang tidak melapor. Namun kenapa sekarang mulai banyak kasus yang terlihat karena adanya kemudahan teknologi juga. Mulai punya kemauan dan inisiatif melapor karena bisa lebih mudah (melapor),” imbuhnya.
Untuk mencegah munculnya predator anak dan tindakan kekerasan seksual, menurut Ira, masyarakat harus mulai menumbuhkan lingkungan ramah anak. Ditambah, harus ada edukasi yang terarah sejak usia dini.
“Entah karena memang dipicu setelah menonton video fullgar atau lingkungan sekitar tidak memberikan edukasi terarah, atau memang sering diberikan kemudahan teknologi yang diberikan fasilitas tanpa ada batasan-batasan tertentu. Jadi memang harus ada edukasi yang terarah dan pentingnya lingkungan yang ramah anak,” tukasnya. (adv/dys/DKP3A)