Arusmahakam.co, Kutim – Walaupun bertubuh kurus dan kecil, Muhammad Aldair Ananda tetap lincah dalam menggapai cita-citanya. Persis seperti cerita fiksi atau dongeng anak dengan pesan moral yang tinggi, “Kancil dan Buaya atau Si Kancil dan Harimau Bodoh”. Anak muda kelahiran 28 September 1998 di Makassar, Sulawesi Selatan ini. Lantas tumbuh besar di tanah perantauan di Kutai Timur dengan penuh percaya diri.
Menurutnya kancil adalah hewan yang begitu unik dan memiliki karakter menarik. Di tengah keganasan sekumpulan buaya yang lapar dan tak memiliki rasa iba. Kancil tetap dapat melintasi punggungmu buaya agar sampai ke seberang sungai, bahkan membuat harimau terlihat bodoh walau memiliki taring maupun kuku yang tajam.
“Ksatria dalam filosofi pemimpin di Indonesia pada umumnya, memiliki watak yang cerdik, bijaksana, kecil, kurus seperti kancil. Namun mempunyai semangat luar biasa dan penuh kebijaksanaan dalam menyelesaikan tiap persoalan,” ujar Aldair saat ditemui di warung Coto Melati milik Ibunya.
Walau dalam kesehariannya nampak begitu flamboyan, ia tetap seorang lelaki yang tumbuh dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab tinggi terkait apa yang menjadi target besar dalam tiap tangga pencapaian hidupnya. Aldair bahkan pernah menjadi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta periode 2019-2021.
“Kalau bicara prestasi saat itu, saya berhasil membawa BEM STAI jadi tuan rumah Kongres Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kalimantan ke-9 pada Maret 2020 lalu. Tentu itu merupakan kebanggan semua pihak, baik BEM se-Kaltim maupun Kutai Timur. مباريات اليورو 2024 Menunjukkan semangat maju, bersaing, dan unggul,” tegasnya saat ditemui arusmahakam. بوسكيتس co
Usai menjadi Ketua BEM, lelaki dengan tampilan dandy, maskulin, dan cool ini. Tidak malu untuk belajar bisnis, bahkan hampir kurun waktu setahun ia menimba ilmu di coffee shop Pengsiong Coffee di Jl. Karya Etam No.55 Sangatta.
“Saya belajar banyak dari Kak Aloft dan Alm. Pak Budi Santoso, mereka sangat hebat dalam hal perkopian di Kutim. Karena terjun terlebih dahulu pada bisnis bean coffee, lantas kemudian terjun di coffee shop. Selanjutnya saya juga mendapat pelajaran dari Bang Asrul, yang memiliki pengalaman serta pebisnis coffee shop pertama di Kutim,” jelasnya lebih jauh.
Lanjut Studi S2, Terus Tumbuhkan Jiwa Entrepreneurship
Lulus Strata Satu (S1) saja, rupanya tidak membuat Aldair puas. Baginya menuntut ilmu adalah kewajiban yang tidak boleh dipandang sebelah mata, membekali diri dengan berbagai kemampuan teknis dan non teknis adalah kewajiban dari pemuda-pemudi Kalimantan Timur.
Terlebih jika hendak benar-benar trengginas menyambut persaingan anak-anak muda Indonesia, di Ibu Kota Negara (IKN) baru yang letaknya di antara Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Untuk itulah, Aldair melanjutkan studi di UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda di Program Pasca Sarjana (PPS) Prodi Ekonomi Syariah. Persiapan untuk membekali diri dengan pendidikan, tentu salah-satu syarat dasar agar dapat trengginas menghadapi gelombang besar yang namanya IKN di tanah Borneo.
“Seperti yang kita ketahui bersama, ada perbedaan yang cukup mencolok antara pendidikan di Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur. Kesenjangan kemampuan ini yang harus dipotong jaraknya, agar tidak membuat kita menjadi penonton semata kelak. Caranya lewat pendidikan, salah-satunya,” ungkapnya.
Menjadi aktivis tidaklah cukup pada zaman milenial seperti sekarang, untuk itu diperlukan terobosan, kerja keras, serta fokus yang jelas dalam menentukan target yang hendak dicapai. Tidak salah jika pemuda-pemudi juga mengembangkan karakter entrepreneurship, agar mampu bersaing secara bisnis sembari menguatkan kemampuan memimpin dan menciptakan berbagai peluang.
“Zaman terus berubah, jika pemuda-pemudi tidak mampu berinovasi dan berkreativitas. Sudah barang tentu mereka akan terlibas oleh arus massa yang begitu dinamis dan kuat. لعبة التنس Memimpin adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan, namun memimpin tanpa memiliki pandangan yang jauh ke depan akan membuat kebinasaan suatu kelompok,” tegas owner Kopi.I Sangatta ini. (Jun)