Perempuan Sanggup Memperjuangkan Pilihannya

Penulis: Yuliana Mansur (patriotnasib98)

Sebagai perempuan sekedar membuat pilihan saja sudah menantang. Perempuan yang memilih berdaya dengan sukarela, memilih berkarya dengan sepenuh hati, serta berkontribusi melalui berbagai bidang, lini, dan cara, kerap kali menghadapi hambatan, rintangan, bahkan celaan karena keberaniannya mengambil peran, kemampuannya mengutarakan pendapatnya serta kesediaannya untuk berkontribusi apapun itu bentuknya. Tidak heran karena stigma yang melekat di masyarakat bahwa “Sukses berkorelasi positif untuk laki-laki namun kerap kali membawa konsekuensi negatif untuk perempuan”. Menjadi sukses dan disukai bukan hal yang lumrah  bagi perempuan, justru kerap bertolak belakang dengan kenyataan di sekelilingnya, masyarakat menilai ambisi yang dimiliki perempuan dianggap bertentangan dengan tradisi.

Pilihan bekerja akan dilihat melawan kodrat sementara pilihan menjadi ibu rumah tangga akan membuat perempuan dinilai mengorbankan bakat. Sebuah dilema dan penghakiman yang tidak pernah dialami laki-laki. Pekerja perempuan yang mengupayakan posisi dianggap hanya memikirkan diri sendiri. Perempuan yang berani unjuk diri, seringkali dihindari, dan dianggap tidak tahu diri. Walau sukses membawa manfaat bagi orang banyak pun, cibiran masih mungkin datang. Menjadi berhasil bagi seorang perempuan bisa saja memicu hal negatif. Dianggap begini, dinilai begitu, dan ditakar macam-macam. Banyak yang harus diperbaiki, tapi mari memulai dari diri sendiri. Tidak ada yang lebih tahu siapa “perempuan” selain dirinya sendiri. Hanya kita perempuan yang tahu kekuatan dan kekurangan kita. Dan yang terpenting apa yang hendak dikejar, apa yang hendak diwujudkan, dan bagaimana merealisasikannya, hanya perempuan yang tahu. لوس أنجلوس جلاكسي Definisi kepercayaan diri adalah mengetahui impian masing-masing. Mereka yang gagal menghargai diri sendiri, tak punya kesempatan kedua untuk menilai orang lain, apalagi menghakimi sesama perempuan.

Perempuan harusnya saling bergandengan tangan, bukan saling menjatuhkan. Mungkin karena kita kerap melihat hidup sebagai ajang kompetisi. Karena perempuan punya keterbatasan ruang yang didominasi laki-laki, jadi tanpa sering kita sadari, kita kerap khawatir, cemas, segalanya tidak pernah cukup untuk diri sendiri. Akibatnya siapapun bisa dianggap sebagai ancaman, gerak-gerik sejawat bisa dicurigai sebagai tantangan. Ada sebuah fenomena yang dikenal dengan “Queen Bee Syndrom” hasil penelitian dari Workplace Bullying Institute (2006). بطولة اليورو ٢٠٢١ Sekitar 58% perudung di tempat kerja adalah perempuan dan hampir 90% dari mereka memilih perempuan lainnya sebagai korban. Padahal menjadi positif bukan berarti kita lemah, mendukung mereka yang berhasil bukan berarti kita mengakui kegagalan. Yakin bahwa kesuksesan tidak perlu diperebutkan dan kerja bersama bisa lebih didahulukan.

Mari bicarakan pencapaian perempuan lainnya. Mengapa itu perlu? Karena hasil penelitian dari  Unlocking The Full Potential of Women in The U.S Economy, McKinsey & Company, (2011) “Jika laki-laki dipromosikan karena potensinya, perempuan hanya berdasar performa yang sudah dibuktikannya”. Jangan mengikuti gaya mereka yang kerap memperkenalkan pemimpin perempuan di depan umum, bukan dengan pengakuan terhadap keahliannya melainkan pujian terhadap penampilannya. Jika tak ada yang sudi mempromosikan seorang perempuan, maka sesama perempuan pula yang menjadi juru kameranya. Karena sering kali “Pintu-pintu yang terbuka mudah untuk laki-laki, justru masih harus diketok bahkan didorong lebih keras oleh perempuan. Mari lebih menunjukkan empati dan kemurahan hati, menjauhi kecemburuan, dan menghindari runcingnya permusuhan. Mari tegaskan satu hal bahwa perempuan tidak harus memilih karena perempuan itu selalu multiperan dan apapun pilihannya perempuan sanggup memperjuangkan.

Kita mungkin punya kemerdekaan tapi dunia tidak hanya berputar di sekeliling kita. Ada perempuan lain yang dunianya masih tertutup, terkekang, dan terbatasi. لعبة طاولة محبوسة بدون نت Maka, tugas perempuan yang diberkahi cukup kemerdekaan adalah mendorong lebih banyak lagi kebijakan yang berpihak kepada perempuan, bukan sekedar menyesuaikan dengan tuntutan zaman tapi untuk mengembangkan potensi setiap orang, bukan sekedar untuk mendapatkan uang tapi menjadi teladan, bukan hanya mendukung perekonomian tapi menjalankan hak asasi yang melekat disetiap orang, mendorong perempuan lain untuk  lebih berani mengambil peran, berani menunjukkan sikap, berani unjuk kemampuan  dan tidak takut menyuarakan hak-haknya. Jadi, mari membangun lingkaran kekuatan antar perempuan, lingkaran untuk berbagi pikiran dan perasaan, juga memupuk keberanian. Kita percaya, jika setiap perempuan memiliki dosis kemerdekaanya untuk bersuara, berbuat, bertindak, dan berkarya. Maka dunia akan merasakan perubahan yang benar-benar nyata.

SELAMAT HARI PEREMPUAN SEDUNIA
HAPPY INTERNATIONAL WOMEN’S DAY

Be a woman you want to be. Be a person you aspire to be.