Perfect Classmates

Oleh: Julia Nisa*

Senin pagi yang cerah, tampak Bobi rusuh banget sana sini. “Woy topi ku ketinggalan aduh gimana ini,” kurang lebih gitu kerusuhan dari mulut Bobi. Ia panik topinya ketinggalan, padahal sebentar lagi akan dilaksanakan upacara bendera.

Sementara di lain bangku, tampak Rosi yang masih sempat-sempat nya merusuh dengan konser tidak pentingnya itu. Dengan suara yang cempreng itu, Rosi nyanyi lagu yang sudah beberapa hari ini menjadi favoritnya. Lagu berjudul kopi dangdut tapi versi koplo. Dan yah… Makin menambah suasana rusuh di kelas XI Akuntansi 1 pada pagi itu.

Lalu Lisa dengan santainya pergi ke mejanya Ardi dan langsung tanpa basa basi, berkata “Eh Di! Kamu udah belum tugas Bu Indra yang minggu kemarin. Kalau udah sini bukumu, aku mau nyontek. Aku belum selesai nih yang nomor empat sama lima,” terang Lisa mengambil buku tugasnya Ardi dengan paksa.

Ardi pun hanya melengos pasrah buku tugasnya diambil oleh Lisa. Daripada dia kena imbas amukan Lisa yang bagaikan macan kelaparan. Ngeri ya kalo kena tabok, walau Lisa cewek, tapi tabokannya lumayan sakit juga.

Begitulah kerusuhan di kelas yang menjadi primadona sekolah tersebut. Banyak siswa-siswa lain yang iri, bahkan terang-terangan menyebut kelas XI akuntansi 1 itu mencari pamor agar dibilang kelas yang solid.

Tapi berbeda dengan anak-anak kelas itu sendiri yang justru merasa kelas mereka sama saja dengan kelas-kelas lain. Kelas mereka hanya berisi manusia-manusia random yang berkumpul dalam satu ruangan. Memang kelas mereka ini diisi oleh anak-anak yang terkenal dan punya prestasi di bidang akademik dan non akademik. Tapi bukan berarti semua anak kelasnya pintar semua dan aktif dalam organisasi.

Ada juga yang super mageran kerjaannya cuma datang sekolah, ikut pelajaran, tidur, makan ke kantin lalu pulang. Anak itu adalah Juan Suherman. Wajahnya datar kayak nggak punya semangat hidup. Tubuhnya tinggi tegap tapi berbanding terbalik dengan kebiasaannya yang suka merengek sana-sini kalo lagi ngerjain tugas.

Hmmm.. Juan memang nggak sekalem itu guys, ada saatnya si wajah datar ini menunjukan sifat kekanakannya. Sebenarnya masih banyak manusia random lainnya yang belum aku ceritakan. Intinya kalian sudah tau ya beginilah gambaran sedikit tentang kelas super rusuh ini.

Perkenalkan, namaku Ayumi. Salah-satu murid di SMK Pangeran Surabaya dan masuk ke kelas yang isinya orang-orang ga waras semua. Aku sebenarnya murid pindahan dari Kalimantan, yang terpaksa ikut ke sini karena Ayahku dipindah tugaskan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Awal masuk sekolah ini, aku berharap akan bertemu dan berteman dengan anak-anak yang berprestasi agar aku bisa kecipratan pintarnya otak mereka. Tetapi harapan itu putus. Dan aku malah masuk ke kelas yang seperempatnya berisi manusia tidak waras. Yah aku menerima takdirku ini yang sangat berbeda jauh dengan yang ku harapkan sebelumnya.

Sebenarnya sih seperti yang ku ceritakan di atas tadi, kelasku berisi anak-anak yang hits dan pintar. Tapi sayang kelakuan mereka tidak kurang dari anak umur lima tahun yang suka main dan susah diatur. Walau begitu kelas ini memberikan kesan kekeluargaan yang kuat. Seperti contohnya saja, salah satu anak kelas ku yang bernama Laila di labrak oleh kakak kelas yang bernama Tiara, anak kelas XII Bisnis Daring dan Pemasaran.

Dengan alasan bahwa si Laila ini ganjen dekat-dekat sama doinya yang merupakan anak kelasku, si Arkan. Lalu akhirnya anak-anak kelasku yang mengetahui kejadian itu datang berbondong-bondong untuk mendatangi kakak kelas itu. Membuat kakak kelas tadi malu, karena langsung kena semburan maut dari Arkan yang sudah muak akan kelakuannya yang suka mengejar-ngejar dirinya.

“Mohon maaf kakak kelas yang terhormat. Jangan pernah mencari masalah dengan teman sekelas. Karena sudah ku bilang, aku menolakmu. Jadi jangan pernah ngaku-ngaku pacarku di depan orang lagi!” tegasnya.

Bayangkan saja perasaan si Tiara itu. Kalo masih ga kapok ga tau lagi deh karena Arkan berbicara langsung di depan kelasnya, dimana saat itu banyak anak-anak kelas XII yang duduk diluar.

Walau mereka bertingkah layaknya anak-anak balita, tetapi aku sangat bersyukur berada di kelas ini. Karena aku tergolong baru di kota ini. Di kelas ini, aku merasa bahwa hubungan antara satu sama lain itu sangat lah erat seperti hubungan sebuah keluarga yang sangat harmonis.

Yang dimana jika salah-satu di antara kami ada yang kesusahan dan lainya. Maka semua akan turun tangan untuk saling membantu satu sama lain. Hmm… walau kerusuhan tidak akan pernah hilang juga. Tapi inilah ciri khas dari kelas yang katanya sok solid, sok mempunyai hubungan yang erat, yang dinyinyirin sana-sini dengan kelas-kelas yang lain.

Di kelas ini setidaknya diajarkan untuk saling membantu dan menolong jika ada teman yang kesusahan. Walau agak gengsi dan ditutupi dengan tingkah laku heboh yang jatuhnya jadi rusuh. Tetapi tetap akan membantu. Hmm unggulnya kelas ku ada disini. Aku bangga dan senang berada dikelas yang tepat. Dibalik kelas yang penuh dengan heboh. Tapi di dalam lubuk hati masing-masing siswa kelas ini pasti menyimpan rasa sayang satu sama lain.

Eitss… sayang sebagai teman dan keluarga loh ya! Jangan salah kaprah dong!!. Aku tidak bisa membayangkan suatu saat kami akan terpisah jauh karena akan memilih jalan kehidupan masing-masing demi masa depan yang cerah kelak. Setidaknya kelas super rusuh ini memberikan kenangan yang tidak akan ku lupakan sampai tua kelak. Dimana semasa SMK ku bertemu dengan manusia-manusia hebat seperti mereka.

Sekian sedikit gambaran tentang kelas ku yang penuh kejutan ini ya. Karena kalau mau diceritakan semua tentu akan menjadi sebuah novel hehe. Gak ding canda doang aku mah. Kurang dan lebih nya mohon maaf. Pokoknya harus dimaafkan ya ga mau tau! Heee. Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat wal’afiat. See you bestie-bestie ku.

Penulis merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kutai Kartanegara.