AswajaOpini

Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama

Oleh: Muhammad Fadllil Kirom*

Karena kita berjuang bukan untuk diri sendiri, bukan untuk kelompok kita sendiri, bukan hanya untuk Nahdlatul Ulama, (namun sesungguhnya) kita berjuang untuk kemaslahatan seluruh ummat manusia” – Khatib Am Syuriah PBNU Gus Yahya Cholil Staquf.

Bagi saya, sungguh pernyataan diatas tumbuh dari kesadaran sejarah panjang kemanusiaan. NU lahir di tengah-tengah suasana ketidakmenentuan nasib kemanusiaan akibat perang dunia pertama yang terus berkecamuk.

Runtuhnya spirit kemanusiaan terus berlanjut hingga pecahnya perang dunia kedua. Tragedi memilukan diawal abad 20 hingga pertengahan abad memakan ratusan juta jiwa manusia, ribuan triliun harta hingga kerusakan lingkungan di seantero bumi.

Sebagai bangsa yang terjajah lebih dari 3 abad, para pejuang di Nusantara tak berhenti dan tidak menyerah dengan keadaan. sejarah mencatat ribuan perlawanan dilakukan untuk memperjuangkan kemanusiaan selama terjadinya penjajahan.

Dan akhirnya doa dan usaha pun dikabulkan Allah SWT, lahirnya berbagai organisasi perjuangan diawal abad 20 telah menjadi obor bagi kemanusiaan. NU pun sejak lahir terus berjuang bersama berbagai kalangan untuk mewujudkan kemerdekaan. بطاقات لعب

Ibarat kisah ashabul kahfi yang harus tiarap selama tiga abad, maka perjuangan agama yang mengusung rohmatan Lil ‘alamin sejak zaman Walisongo pun akhirnya menemukan wadahnya.

NU berhasil menjadi organisasi keagamaan yang mengusung prinsip moderasi dalam berbagai gerakannya. Para pendiri dan penerus NU senantiasa melihat dan mengambil sikap tawassuth untuk mewujudkan “Ummatan Wasathan”.

“Ishbiruu, Washoobiru, waraabithu”, Setelah sekian abad bersabar dalam mengkonsolidasi jamaah dan bersabar untuk terus bergandeng tangan dengan pihak lain untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan, maka pendekatan Jam’iyyah (Rabithah, organisasi) menemukan momentumnya di abad 20 dan di masa mendatang.

Jelang memasuki abad kedua, NU sangat diharapkan oleh dunia untuk mengkampanyekan perdamaian dan kemanusiaan. Peran global pun menjadi tantangan untuk kepengurusan di masa mendatang. Makin kuatnya penetrasi global ke berbagai negara bekas jajahan masih menyisakan ketimpangan global. paysafecard السعودية kemanusiaan masih harus berhadapan dengan fakta kemiskinan global. Tumbuhnya ideologi yang berusaha meminggirkan agama tentu menjadi tantangan tersendiri.

Baca juga:  Ini Manfaat Konsumsi Kopi Hitam dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Radikalisme agama juga makin menguat diberbagai belahan bumi. Ini menjadi tantangan yang tidak mudah bagi NU yang mengusung semangat ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).

Akhirnya, dengan penuh kesadaran, sebagai warga Nahdliyyin pinggiran, menjelang muktamar PBNU Desember nanti, saya berharap akan lahir pemimpin baru yang benar-benar memahami kondisi jamaah, Jam’iyyah dan tantangan zamannya. ادن هازارد Amiin.

Walahumul Fatikhah untuk para muassis dan penerus perjuangan besar Nahdlatul Ulama…..Amiin

Ya Jabbar Ya Qohhar
ikfina Syarran al dzalimiin
Innnaka ‘ala kulli syaiin qadiir

NB: Penulis merupakan aktivis NU Provinsi Jawa Tengah

Related Articles

Back to top button