Sabir Nawir – Politisi, Pembina Pondok Pesantren, hingga IKN Nusantara

Arusmahakam.co, Kukar – Berbicara mengenai Ir. Sabir Nawir, MM. tentu tidak ada habis-habisnya. Mengingat lelaki kelahiran 25 Maret 1961 di Pekkabata Pinrang tersebut telah malang-melintang dalam berbagai bidang pekerjaan bahkan dirinya merupakan politisi ulung, itu terbukti saat ia pernah menjabat sebagai Wakil Rakyat di DPRD Kukar beberapa tahun silam.

Lulus S1 Teknik Sipil di Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada 1986, ia sempat menjadi asisten dosen di almamaternya. Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini lantas merantau ke Jakarta, mengingat kawan-kawannya banyak yang telah merantau ke Ibukota.

“Tujuan selain merantau, memang saat itu sekaligus mengikuti seleksi untuk menjadi staf ahli di DPR RI dan lolos. Namun karena saya masih berjiwa muda saat itu, malah ke Surabaya. ivermectin crabs Dan kembali ke Sulawesi Selatan untuk kemudian bekerja di PT. Patria yang memang sesuai dengan jurusan kuliah saya,” ungkapnya sembari tertawa mengingat masa mudanya.

Masuk ke Kalimantan Timur pada tahun 1990-an, Sabir Nawir sempat pula bekerja di beberapa perusahaan di Samarinda. Lantas kemudian takdir membawanya ke Sangatta yang saat itu masih berada di bawah DATI II Kutai. Disana ia menjadi guru dan mengajar di SMP dan SMA Singa Geweh.

“Nasib baik saat itu, saya terpilih menjadi kepala desa. Saingannya waktu itu ada empat orang, selain saya. Alhamdulillah saya mendapatkan suara banyak pada masa itu,” jelasnya. Tak cukup sampai disitu, ia juga menjadi salah-satu orang yang masuk dalam tim penggagas pemekaran wilayah kabupaten. S

Lantas ia kemudian terjun ke Partai Golkar yang saat itu dipimpin Iskandar Ushaq dan Sekretarisnya diduduki Syaukani H.R. Ketika Syaukani menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Kutai, Sabir Nawir lantas diminta masyarakat Sangatta untuk mencalonkan diri menjadi anggota DPR. Ia lantas terpilih dan dilantik pada 14 Agustus 1999 dari dapil Sangatta. Lalu pada tahun 2004 ia mencoba mencalonkan lagi, namun tidak terpilih. Keberuntungannya mulai datang kembali pada tahun 2019, melalui Partai Demokrat ia kemudian menduduki jabatan sebagai perwakilan rakyat hingga dua periode.

Pondok Pesantren Al-Munawaroh hingga IKN

Pada periode pertama menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat, Sabir Nawir lantas bergabung untuk mengurus PP Al-Munawaroh yang berada di Bukit Biru. Ketika itu ia juga melanjutkan kuliah d Institut Manajemen Indonesia (IMI) di Jakarta dan berhasil mendapatkan gelar Magister Manajemen.

“Masuk di PP Al-Munawwaroh pada tahun 2002, sebagai pembina pondok merangkap mengurusi yayasan. Untuk perihal pola belajar-mengajar di pondok diserahkan pada teman baik saya, yakni Ustad Amin yang merupakan alumni pondok pesantren di Lamongan, Jawa Timur,” ungkapnya. how can i get ivermectin

Tidak hanya sampai disitu, Sabir Nawir juga membina pengembangan pondok untuk lebih maju dengan membuat pondok pesantren Al-Munawwaroh kedua di Km 8 Sangatta Selatan, di Kutai Timur yang berdiri sejak dua tahun lalu.

“Pondok pesantren ini didirikan oleh kelompok keluarga besar Al-Munawwir yang sekarang sudah berdiri selama 2 tahun. Pondok pesantren tersebut dikhususkan untuk keluarga besar. Jadi untuk keluarga besar kami yang merantau ke Kaltim, maka akan ditempatkan di pondok tersebut. Kebetulan tanah yang menjadi lokasi pondok merupakan tanah saya sendiri, dan Alhamdulillah peminatnya banyak sekali,” ungkapnya dengan antusias.

Memasuki usia sepuh, Sabir Nawir atau akrab dipanggil Babe ini juga menekuni berbagai macam usaha. Dimana hasil dari usaha-usaha tersebut sebagian disalurkan bagi kepentingan sosial keagamaan. Bahkan ia juga menaungi sebuah pondok pesantren di Jawa Barat.

“Pembelajaran agama merupakan dasar penting bagi anak-anak muda, terutama bagi masa depan mereka nantinya. Inti hidup ini tentu sesuai dengan apa yang kita tuju sebagaimana bunyi lafadz ihdinas sirotol mustaqim, yang terdapat di ayat ke-6 dimana artinya tunjukilah jalan yang lurus atau dapat dikatan jalan petunjuk menuju agama Allah,” ungkap Sabir Nawir.

Terkait adanya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang terletak di Kalimantan Timur. Lelaki sepuh ini mengaku amat bersyukur sekali. Karena Allah SWT memberikan berkat dan karunia-Nya, kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kaltim. Ibarat kata, kali ikan yang mendatangi kita, bukan seperti biasanya dimana kita yang datang ke laut mencari ikan.

“Sekarang bagaimana kesiapan masyarakat disini,untuk menyambut rezeki dan menghadapi kehidupan kota. Karena mau tidak mau, kehidupan kota yang akan kita alami. Tentu akan membuat persaingan semakin sulit dan tinggi. Akan datang berbagai macam suku, etnis, budaya, agama dan lain-lainya yang ada di Indonesia. Semua mata tertuju kesini,” tegasnya. stromectol (ivermectin) 200 g/kg

Untuk itu dirinya berharap agar orang-orang di Kalimantan Timur, jangan kemudian hanya mengangkat tangan dan bertopang dagu saja serta banyak menghayal yang tidak-tidak. Harus bangkit dan ikut bersaing secara kreatif, inovatif, serta aktif untuk dapat terlibat bersama-sama dan mengambil bagian dalam membangun IKN Nusantara. (Rio/Jun)