NewsRegional

Sainuddin Sebut Pemerintah Pusat dan Pemprov Seakan Tutup Mata dan Telinga atas Kelangkaan BBM di Kaltim

Arusmahakam.co, Samarinda – Kelangkaan bbm (bahan bakar minyak) di provinsi Kalimantan Timur atau Kaltim kian menjadi-jadi. Antrian panjang sering terjadi di setiap SPBU yang menampung bio solar khususnya. Bahkan tak hanya demikian. Akhir-akhir ini Pertalitepun ikut menjadi langka di Kalimantan Timur.

Hal tersebut menjadi sorotan dan mendapat komentar dari kalangan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang kerap di kenal PMII, melalui Sainuddin selaku Ketua Pengurus Kordinator Cabang atau PKC PMII, ia mengatakan pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan pusat tidak benar benar siap dalam menyambut perpindahan ibu kota, melihat provinsi yang menjadi salah satu penyuplai kekayaan sumber daya alam dalam bidang minyak dan gas, dapat terjadi kelangkaan di wilayah sendiri.

“Saya rasa, pemerintah provinsi dan pusat tidak siap dalam menyambut hajat besar, yaitu perpindahan Ibu Kota Negara Nusantara. Bagaimana ini bisa terjadi, provinsi yang notabenenya amat kaya dengan sumber daya alam, khususnya di bidang minyak dan gas alam bisa terjadi kelangkaan.” Tuturnya.

Pemerintah seakan tutup mata dan telinga melihat hal yang sangat krusial terjadi di masyarakat kelas bawah, misalnya di Balikpapan yang hanya terdapat 4 SPBU yang mana 1 SPBU tersebut juga tidak efektif.

Hal ini pun menjadi sorotan dari Ketua PKC Kaltimra, saya berharap terkait kelangkaan BBM yang terjadi di wilayah Kaltim ini bisa dapat di tuntaskan dalam waktu dekat, jika pemerintah provinsi Kaltim dalam seminggu ke depan tidak memberikan kejelasan maka saya akan melakukan konsolidasi besar-besaran bersama elemen masyarakat, mahasiswa dan buruh khususnya supir Se-Kaltim.

Karena ini adalah permasalahan yang amat serius, maka pemerintah daerah hingga pusat harus serius menanganinya. Mereka harus membuka mata bagaimana kesedihan masyarakat kaltim saat berburu solar, kami sering sekali mendapatkan keluhan dari keluarga supir-supir yang mengantri hingga 2-3 malam, bahkan ada beberapa juga istrinya ikut mengantri solar berhari-hari di SPBU.

Baca juga:  DISKOMINFO KUKAR GELAR LOMBA HACKATHON, UPAYA TINGKATKAN KONTRIBUSI KOMUNITAS TIK DI KALTIM

Permasalahan antrian ini telah terjadi bertahun-tahun, Isran Noor sebagai gubernur tak boleh menutup mata dalam permasalahan ini, bagaimanapun supir adalah warga kaltim yang harus mereka perhatikan, kesejahteraan masyarakat kaltim harus jadi titik point utama, untuk apa SDA berlimpah dibumi etam, namun warganya masih sangat sengsara dalam mencari BBM.

Lucunya, pada bulan April 2022 Mentri ESDM pernah sidak dikaltim, bahkan di media nasional tampak terbaca tak ada antrian panjang di SPBU. Inikan sama saja pembodohan dalam ruang publik, dimediasi dilaporkan seolah-olah tak terjadi kekacauan, namun realitas dilapangan supir-supir menjerit dalam melakukan pembantaian bio solar. (sai/amc)

Related Articles

Back to top button