Unggahan status pribadi saya di facebook beberapa hari yang lalu menjadi kekhawatiran yang nyata kini terjadi hari ini. Hal yang tidak biasa menurut saya, dalam kurun waktu satu hari ada dua hingga tiga orang yang saya kenal meninggal. Meskipun disaat yang bersamaan saya juga menyadari akan takdir Tuhan yang pasti terjadi.
Hingga pada fase tertentu, saat kebiasaan saya scroll beranda sosial media facebook pada siang hari, sorot mata ini tertuju pada sebuah unggahan status seorang pejabat sekretariat DPRD Kukar, sebut saja Mbak Ninis.
“Ya Allah kehilangan lg saudaraku adekku Andi Amir, Innalillahi wainnailaihi rojiun sahabat terbaikku” tulisnya.
Aku pun bergegas mencari informasi melalui saluran media WhatsApp (WA) menelusuri grup-grup alumni untuk memastikan informasi itu. Apa hendak dikata? benar apa yang terjadi. Grup WA penuh dengan ucapan bela sungkawa yang mengalir, ucapan yang bersaksi bahwa beliau orang baik. Kini sahabat Amir pergi meninggalkan semuanya di dunia.
Sesak dada mendengar kabar duka. Betapa tidak, sosok yang santai namun penuh ketenangan meninggalkan kami untuk selamanya. Sudah tidak ada lagi nasihat dan motivasi keluar dari hati tulusnya.
Warisan Rohani Amir
Ia mewariskan banyak hal kepada kami bukan berupa harta yang banyak tapi warisan rohani yang tidak pernah lekang oleh waktu. Teringat, sepanjang perjalanan, saat dalam kesempatan kami menuju Kecamatan Marangkayu. Ia selalu melukiskan dalam setiap obrolan yaitu kesabaran, ikhlas dan kepedulian. Sampai dia pernah memberikan nasihat kepada saya, setiap orang itu punya tingkatan masing-masing. Misalnya saat ini, kamu suka tersinggung, berarti fase kamu sampai disitu, lalu kamu harus menyadari fase ini harus dilewati sampai pada dimana semua yang orang katakan tidak akan berpengaruh apa-apa ke hidupmu. Jadilah pengendali dirimu sendiri, bukan lagi karena pengaruh apa yang ada diluar dirimu.
Arus Mahakam dan Cita-Cita Kami
Amir adalah pendiri arusmahakam.co, tak sungkan-sungkan kami menyebutnya pendiri. Karena ia begitu banyak berperan penting berdirinya sebuah perusahaan media online independen ini. Cita-cita mulia kami ingin memberikan wadah bagi anak-anak millenial yang punya minat di bidang media untuk memberikan kontribusi besar bagi peradaban baik melalui tulisan dan konten-konten bermanfaat. Tidak tanggung-tanggung bahkan kurang dari 1 tahun sebuah, Arus Mahakam memiliki kekuatan badan hukum tetap cita-cita yang kami impikan bersama. Namun, ah sudahlah, ingin saja aku teriak menangis sejadi-jadinya. Ia belum menikmati hasil dari media ini, tapi ia lebih dulu menitipkan ini pada kami, lalu pergi menghadap keabadian.
Rasanya tidak ada lagi kata yang dapat aku lukiskan untuk menggambarkan betapa sosok Amir adalah visioner muda yang penuh loyalitas dalam banyak hal.
Penulis merupakan mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kutai Kartanegara