Arusmahakam.co, Kukar – Diapit oleh tiga buah danau, yakni Melintang, Semayang, dan Jempang, tidak salah jika Muara Muntai menjadi sebuah kecamatan yang ikonik di Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilalui aliran sungai Mahakam. Hal tersebut membantu masyarakat yang berada di 13 desa dengan luasan total sebesar 928,6 Km2, memiliki mata pencaharian dari sektor perikanan, jasa dan pelayanan, hingga pariwisata.
Suara hilir-mudik perahu bermesin, kapal tongkang penyebrangan, bus air (kapal kayu pengangkut manusia dan barang, red), hingga teriakan anak-anak kecil sembari berenang di pinggiran sungai. Menambah suasana asri dan indah dari kecamatan yang digadang-gadang sebagai lokasi pengembangan pariwisata pedalaman di Kukar tersebut. Kultur masyarakatnya yang terbuka serta ramah, menjadikan Muara Muntai teramat istimewa bagi tiap orang.
Diungkapkan Sopan Sopian, S.Pd politisi Partai Gerindra, jika Muara Muntai tidak saja menjadi penyangga bagi kabupaten, namun juga harus menjadi penyangga sektor perikanan dan pariwisata bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kelak. Mengingat potensi tersebut telah tersedia, tinggal bagaimana kesungguhan masyarakat dan stakeholder setempat untuk menggarap potensi besar kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat tersebut.
“Masyarakat Muara Muntai harus siap menghadapi yang namanya perpindahan ibu kota negara. Dengan seluruh konsekuensi yang ada, baik dari berbagai segi. Mulai dari sektor pertanian, sektor perikanan, sumber daya alam hingga sumber daya manusianya harus kita siapkan, Jangan mau jadi penonton dalam setiap aksi pembangunan IKN, orang lokal harus punya peran,” terang mantan Kades Muara Muntai Ulu ini.
Lulusan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), kelahiran 7 Februari 1975 itu memiliki kecintaan dan kesungguhan dalam mengabdikan diri bagi daerah tercinta. Ia merasakan benar periode tumbuh dan berkembang di daerah yang awalnya masih Daerah Tingkat Tinggi (DATI) II Kutai. Bersekolah di SDN 006 Kedang Murung, lanjut di MTS Al-Falah, dan mengenyam bangku di SMAN 1 Kota Bangun membuat semangat juangnya untuk mengembangkan daerah pedalaman Kukar begitu tinggi.
“Berangkat dari menjadi Kades Muara Muntai Ulu pada 2013-2019, lantas menjadi anggota legislatif di DPRD Kukar. Itu semua murni merupakan dorongan dan support dari masyarakat, khususnya Muara Muntai. Saya bersedia maju pada waktu itu, asalkan masyarakat yang mendorong maju mau menjadi tim sukarelawan. Saya tidak mau ada bahasa money politik didalamnya. Kenapa? Agar saya dapat bekerja dan masyarakat pemilih benar-benar bekerja untuk mewujudkan keinginan yang sama yakni membangun daerah tercinta. Ini tentu harus benar-benar ikhlas,” ungkapnya mengingat masa berjuang menjadi wakil rakyat.
Sopan Sopian terus menjaga visi dan misinya, saat terjun ke dunia politik. Yakni bagaimana mampu mensejahterakan masyarakat dan menghapus bahasa money politik. Yang paling diupayakan saat ini, bagaimana ia mampu memajukan Muara Muntai. Terutama dalam bidang infrastruktur, termasuk salah-satunya mengembangkan akses penghubung perekonomian di kecamatan pedalaman Kukar.
“Dengan ditempatkannya IKN Nusantara di Kalimantan Timur, salah-satu yang mendapatkan cipratannya adalah Kukar. Saya pribadi sangat setuju dengan ditempatkannya IKN Nusantara di Kaltim. Otomatis nantinya seluruh pembangunan berkaitan support yang kurang di Kaltim, dapat menggunakan dana APBN. Dan kita bisa berfokus membangun wadah etam sendiri. Besar pula harapan, bagaimana Otoritas Pemerintahan di IKN sebaiknya dapat dipimpin oleh orang Kalimantan Timur,” tutupnya. (Rio/Jun)