arusmahakam.co, Samarinda – Menelantarkan perempuan dan anak juga termasuk bentuk kekerasan. Hal itu ditegaskan oleh Tim Psikolog UPTD PPA Samarinda, Ayunda Rahmadani.
Dia katakan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak melulu berupa kontak fisik. Menelantarkan anak dan istri pun termasuk kekerasan dalam bentuk psikis. Pasalnya hal itu juga berdampak pada istri dan anak bersangkutan.
“Biasanya dianggap penelantaran itu enggak terlalu berat, seperti kekerasan fisik. Sebenarnya itu asumsi yang salah. Pengabaian itu berdampak betul pada psikis,” ungkap Ayunda.
Ayunda menambahkan korban penelantaran umumnya terjadi kepada anak. Di mana orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak, bahkan tidak memedulikannya. Ternyata, hal ini berdampak besar terhadap psikis anak hingga dirinya dewasa.
“Karena kita diabaikan, kita merasa tidak berharga. Kalau sudah merasa tidak berharga, maka konsep diri kita cenderung menjadi negatif. Korban menganggap enggak ada yang sayang dirinya, tidak layak untuk dicintai, enggak cukup baik untuk orang tuanya,” lanjut Ayunda.
Penelataran tersebut akan berdampak kepada konsep pribadi individu tersebut. Bahkan konsep yang dia terapkan tersebut berkonotasi negatif atau minder.
Hingga ketika orang lain melakukan perbuatan buruk kepada dirinya, ia tidak akan bisa menolak. Karena dirinya merasa dirinya tidak ada harga.
“Malah dia bisa jadi enggak percaya diri dan tidak bisa melakukan hal-hal yang positif,” tutup Ayunda. (adv/bos/DKP3A)