Waktunya Untuk Bersatu Padu

Oleh: Raden Dedy*

Pro dan kontra yang muncul di tengah-tengah masyarakat pada saat pandemi COVID-19 terjadi seperti sekarang dapat kita anggap wajar. Mengingat adanya nilai yang dibangun, satu sisi percaya dan puas. Sementara disisi lain membentuk ketidakpercayaan berujung ketidakpuasan masyarakat.

Diantara kedua nilai yang terbentuk itu, tentu ada pula yang mencoba berada ditengah-tengahnya. Yakni mengambil sikap bijak dalam menanggapi perbedaan yang terjadi dan cenderung memilih menghindari debat kusir.

Pandemi COVID-19 tidak bisa kita anggap remeh begitu saja. Karena wabah tersebut sudah menyerang ke seluruh negara, serta banyak memakan korban jiwa. Baik yang kita dengar, lihat, dan rasakan.

Diantara berapa sikap yang terbentuk tadi diatas, sudah barang tentu kita harus bersikap untuk sama-sama menguatkan kembali empati atas dasar kemanusiaan. Bukan bertindak atas dasar perbedaan sikap, terlebih lagi atas dasar Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). thuc ivermectin 200mg

Bahwa kita diberi karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa, berupa akal dan budi. Sehingga untuk itulah kita disebut manusia. Tiada salah membuka pintu hati, memupuk rasa persaudaraan sebagai sesama umat manusia.

Munculkanlah empati terhadap korban yang meninggal dunia, korban yang masih tergolek lemah, mereka yang berkoban waktu dan jiwa untuk melayani perihal-perihal erat terkait Corona, seperti tenaga medis, tenaga sosial, tenaga keamanan. Serta kepada keluarga-keluarga yang ditinggalkan, termasuk semua orang yang terdampak atas pandemi. prescription ivermectin for sale Baik dari sisi ekonomi, sosial, hingga budaya, semua merasakan alias tedampak dan ini tidak hanya bicara tentang satu individu namun satu nusa dan satu bangsa.

Tokoh-tokoh agama dan masyarakat diharapkan, dapat membantu untuk menenangkan dan memberikan pemahaman dilingkungan sekitarnya. Agar semua satu padu serta bergandengan tangan dalam menghadapi pandemi secara masif. ivermectin recommendation for pig

Mewujudkan nilai-nilai luhur nenek moyang pada masa lampau, yakni semangat gotong-royong. Idiom luar biasa, untuk menunjukkan ke-INDONESIA-aan kita. Sehingga melumer kembali tenggang rasa diantara sesama. Bahu-membahu untuk menolong mereka yang sakit, dari hal-hal kecil dan sederhana dilingkungan tempat tinggal kita.

Untuk itu sejak saat ini, tidak perlu lagi ada “PERLAWANAN” antar sesama manusia. Karena dalam masa pandemi corona, yang paling mutlak dan wajib kita lakukan adalah melindungi satu sama lain. Sebagaimana pemerintah juga harus berperan sebagai orang tua, yang juga harus bijak menyikapi perilaku anak-anaknya.

Salam sehat dan bahagia selalu

NB: Penulis merupakan penggiat sosial dan budaya.